Senin, 31 Maret 2008

Kecewa Diknas, GTT Grudug Dewan

Melas, Luput Ditetapkan Honda Kini Diputus Kontrak

GUNUNGKIDUL - Ratusan Guru Tidak Tetap (GTT) mengaku kecewa dengan kebijakan Dinas Pendidikan Gunungkidul. Nasib ratusan GTT ini tidak jelas setelah kontrak diputus Diknas setelah namanya tercecer dari honorer daerah (honda). Melalui puluhan perwakilannya mengadukan ke wakil rakyat di Gedung DPRD Gunungkidul, pagi kemarin.

Kedatangan puluhan GTT dengan muka pucat ini dipimpin Thomas Subarjo guru SD Cuwelo Kecamatan Semanu yang juga mengalami putus kontrak Diknas ini ditemui Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Nurasid SH beserta anggotanya diruang sidang Gedung dewan. Kepada wakil rakyat, Thomas langsung menyampaikan kekecewaan terhadap kebijakan Dinas Pendidikan.“Kami tidak tahu dengan nansib selanjutnya. Tahun ini kami tidak lagi dimintai tanda tangan perpanjangan kontrak Diknas. Kami berharap bapak semua bisa membantu nasib kami ” kata Thomas.

Lebih jauh, Thomas mengaku bahwa sebelum konraknya diputus, nama sejumlah GTT ini sempat tercecer dari Guru berstatus Honorer Daerah. "Kami sudah berjuang sejak tahun 2004 kini sudah tidak dianggap tidak diperklukan lagi," imbuhnya. Pernyataan senada juga di katakan Mualimah, tercatat sebagai guru SD Ngentak, Semin yang tahunh ini tidak lagi mendapatkan honorer dari pemkab yang biasanya diterimakan tiga bulan sekali.

"Nama saya sekarang dicoret Dinas Pendidikan. Mohon ini menjadi perhatian bapak wakil rakyat karena menyangkut hidup anak dan keluarga kami," katanya. Menurut Mualimah, pendataan Diknas tidak valid karena guru yang lulusan kejar paket saja masuk dan namanya justru tidak masuk,” jelas Mualimah .

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Nurasid SH mengaku belum mengathau kebijakan dan aturan main GTT. Untuk itu, pihkanya berjanji akan menindaklanjuti nasib GTT atas pemutus kontrak ini. "Kita tampung aduan ini. Dan kita akan pelajari aturan mainnya sehingag secepatny akan kita panggil Dinas,” kata Nurasyid. Mendengar tanggapan dewan, puluhan GTT hanya bisa pasrah dan berharap agar wakil rakyat bisa berbuat atas nasib ratusan guru. (gun)

Tidak ada komentar: