Rabu, 19 Maret 2008

10 Tahun Disekap Majikan, TKW Gunungkidul Kabur

>> Suratmirah, kadus Salaran Patuk membenarkan dua warganya hilang 10 th di Arab Saudi<<
(foto: Endro Guntoro)
*Satu TKW Tak Diketahui Nasibnya

Impian pulang membawa segunung uang akhirnya kandas. Itulah gambaran nasib yang dialami Sri Rahayu (27) TKW Arab Saudi asal dusun Salaran keluharan Ngoro-Oro Kecamatan Patuk Gunungkidul. Tahun pertama sejak meninggalkan rumah tahun 1998 untuk bekerja sebagai PRT tidak pernah bisa dihubungi akhirnya pulang setelah kabur dari rumah majikan. Namun satu TKW bernama Sartini, belum diketahui nasibnya…

GUNUNGKIDUL – Penantian Paimo (50) dan istri selama 10 tahun untuk mendapatkan kejelasan nasib anaknya Sri Rahayu berakhir Selasa (18/3) pagi sekitar pukul 08.00WIB. Sejak 10 tahun silam Sri Rahayu (27) pamit bekerja sebagai PRT di Arab Saudi tidak diketahui nasibnya akhirnya pulang selamat. Meski tidak membawa uang seperti cita-citanya sata berangkat namun kebahagiaan keluarga pecah di tengah kehadirannya kembali Sisri, pangilan Sri Rahayu.

“Maaf terpaksa Sisri (panggilan Sri Rahayu-red) belum dapat ditemui. Dia masih shock dan trauma berat atas nasibnya,” kata Suwarno (32) mewakili keluarga korban kepada METEOR saat mengunjungi rumahnya, Rabu (19/3) siang kemarin.

Menurut Suwarno, Sisri baru dua hari dirumah dan belum bisa berkomentar. “Kondisinya masih labil belum tatag untuk ditemui siapapun,” kata Suwarno sesekali hanya bisa menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca saat METEOR terus mencoba mengkorek kabar tersebu.

Pernyataan Suwarno dengan menahan butiran air matanya menetes lantaran adik kandungnya bernama Sartini yang awalnya berangkat bersama Sisri, tidak bisa diketahui nasib dan keberadaannya. “Saya tidak bisa ngomong banyak. Usaha keluarga kami mencari keberadaan Sartini sudah mentok. Jalan apapun sudah kami tempuh dan tidak kunjung ada hasilnya,” ucap Suwarno dengan nada tersendat-sendat.

Sartini sendiri, menurut Suwarno berangkat ke Arab Saudi bersama Sisri sejak tahun 1989. Namun sesampiaknya di Arab Saudi, keduanya berpisah karena pekerjaan sebagai PRT yang tidak satu rumah. Dalam kurun waktu sepuluh tahun itulah kedua alumni SMKN IV Jogja tahun 1988 ini nyaris tidak ada komunikasi. “Pikiran kami sudah macam-macan terhadap nasib adik kami. Kami hanya bisa berdoa karena sembilan tahun ini kami berusah mencari kabar dan pihak penyalur sudah angkat tangan. Sampai dengan meminta bantuan paranormal sudah kami lakukan,”,” imbuh Suwarno nampak masih ragu-ragu memberikan keterangan kepada METEOR. Pihaknya hanya bias berharap Sartini juga bisa pulang kembali kerumah dengan selamat seperti Sisri. kata Suwarno.

Sumber METEOR lain nmenyebutkan, kedua TKW asal Ngoro-oro itu berangkat ke Arab melalui jasa PPTKIS (Perusahaan Pelaksana Tenaga Kerja Indonesia Swasta) pada tahun 1998. Keduanya tergiur tawaran salah satu warga bernama Pak Gandung sebagai pihak yang dikenal kerab mencari peluang kerja di Arab Saudi.

Sementara itu, Suratmirah selaku Kepala Dusun Salaran di wawancarai METEOR di rumahnya mengakui dua warganya tersebut memang sempat dinyatakan hilang sebagai TKW di Arab Saudi. I amembenarkan satu sudah bisa pulang, sedangkan masih satu lagi yang belum jelas nasibnya. “Saya kebetulan nanti malam baru mau mertakke ke rumah Sisri. Memang harus pelan-pelan agar mau saya temui,” kata Suratmirah.

Suratmirah telah mendapatkan informasi dari beberapa warga yang sudah menengok Sri Rahayu dan mendapat kisah pilu Sri Rahayu kabur dari rumah majikannya di Arab. Menurut kabar yang sempat disampaikan Sisri, kaburnya dari rumah majikan bermula saat pagar rumah majikan tengah direhab. Tengah malam saat majikan lengah, Sisri kabur dari pugaran pagar bumi. Sisri langsung kabur hanya membawa pakaian yang saat itu dikenakan sekaligus membawa satu selimut.

Ketika kabur itulah, secara kebetulan Sisri mendapat pertolongan warga India yang mengantar Sisri sampai ke Gedung Kedutaan Besar RI (KBRI). Dari situlah, Sisri mengaku sempat mendapat ditampung selama 11 hari untukmendapat perlindungan dan akhirnya dipulangkan ke Gunungkidul.

Mendapat perlakuan kejam apa saja dari sang majikan tidak satupun teteangga Sisri mengaku tahu persis. “Tahu kami dia pulang setelah disekap majikannya selama bekerja disana. Selebihnya kami tidak tahu tindakan apa saja yang dilakukan si-majikan,” imbuh Suratmirah. (gun)

Tidak ada komentar: