Selasa, 18 Maret 2008

Jogja Makin Diwarnai Anak Telantar

Tahun Ini Capai Angka Ribuan

JOGJA – Anak telantar di Jogja kian mewarnai kota Jogja. Pemandangan tersebut terlihat di beberapa persimpangan jalan dan bangjo. Tercatat sampai tahun 2007 lalu jumlah anak terlantar mencapai ribuan.

Dari data dari Pemkot Jogja menunjukkan anak terlantar yang kesehariannya mengamen terlihat di banjo sebelah selatan Universitas Kristen Duta Wacana, sepanjang jalan Solo, Bethesda, Bangjo Jl.Jendral Sudirman atau depan kantor Partai Golkar. Dari pendataan yang dilakukan jumlah anak terlantar. Jumlahnya mencapai ribuan.

Dari data tersebut, setiap tahun jumlah anak telantar Jogja terus menunjukkan perytambahkan yang nyaris tidak sulit dibendung. Tercatat, tahun 2006 hingga 2007, jumlah anak telantarnya meningkat drastis yakni mencapai dua kali lipat. Tahun 2006, jumlah mencapai 544 orang. Parahnya lagi, 49 orang diantaranya anak usia balita. Data tahun 2007 menunjukkan 175 orang dati jumlah 1065 diantaranya balita.

Menyikapai hal itu, Sih Harto selaku Kepala Seksi Rehabilitasi Masalah Sosial, Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Jogja menyakini jumlah anak terlantar di Jogja bakal bertambah lebih banyak untuk tahun 2008. Menurut Harto, menjamurnya anak jalanan masih dipengaruhi persoalan seputar masalah ekonomi, hubungan di luar perkawinan dan gangguan jiwa.

“Penelantaran secara sengaja oleh orangtua juga menjadi penyebab utama,” kata Harto kepada wartawan. Namun demikian pihaknya menampik anak telantar warag Jogja. “Anak di Jogja itu bukan asli sini.mereka pendatang yang memang sengaja menelantar di Jogja.

Lantas, apakah tidak ada upaya dilakukan?

Kepala Kepala Seksi Rehabilitasi Masalah Sosial, Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Jogja mengaku tidak semua anak telantar mau tertampung di panti anak maupun rumah singgah. Pihaknya membuat program pengentasan dengan menampung mereka di Panti Anak. “Di Panti Anak, anak telantar tidak hanay tidur tapi diberi makan, pakaian dan disekolahkan,” kata Harto.

Pihaknya mengakuo Panti Anak Wiloso Projo milik Pemkot Jogja memiliki keterbatasan daya tampung hanayh 50 anak saja. Harto mengatakan, Pemkot kini menyediakan Rp 5 juta per kecamatan untuk mengatasi persoalan anak telantar dijalanan. “dana Rp 5 juta itu untuk fasilitas anak telantar, kebutuhan makan, pakaian hingga pendidikan,” kata Harto. Bahkan di tahun 2008 dsediakan Rp 480 juta.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Jogja, Arief Noor Hartanto menyikapi persoalan anak telantar harus menjadi tanggungjawab semua pihak. “Selama ini kesannya saling lempar tanggungjawab, antara pemerintah propinsi dan kabupaten/kota. Padahal menurut undang-undang, anak telantar adalah tanggungjawab negara. Mekanisme ini yang harus dpahami semua pihak,” kata polisi PAN yang akrab dipanggil Inung.

Apakah harus berbenturan dengan wilayah, Inung menegaskan harus ada policy dan komitmen anggaran antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menuntaskan persoalan tersebut. “Pemerintah jangan berpikiran sempit, tapi bisa menjalain kerjasama dengan LSM,” pungkas Inung. (gun).

Tidak ada komentar: