Sabtu, 22 Maret 2008

Mie Bakso Siap Tembus pasar Internasional

Potensi Petumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Pengangguran

JOGJA - Usaha dagang Mie dan Bakso mempunyai arti penting dalam upaya membangkitkan geliat perekonimian Indonesia yang terpuruh. Penyerapan tenaga kerja dna peluang bisnis yang nyaris tak pernah lesu ini terus menumbuhkan semangatnya.
Sehari keamrin, Ribuan tukang bakso dan mie berkumpul di JEC Jogja untuk unjuk aksi bahwa bakso dan mie merupakan sektor bisnis agro makanan Indoneisa yang siap bersaing masuk dunia internasional. Bisa dibayangkan, ternyata di Indonesia diperkirakan pedagnag mie dan bakso mencapai 10 juta orang. Kenyataan ini diasumsikan yang eksis 60 persen, atau sekitar 6 juta orang. Maka dapat memberikan sumbangan besar bagi penanganan pengangguran di Indonesi yang tengah meledak.
Hadir ditengah acara itu, Menteri Tenaga Kerha dan Transmigrasi, Erman Suparno dan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu.yang juga mengisi sarasehan dalam serangkaian Festival Mie dan Bakso Indonesia
Menurut Eman, gelias menggeluti bakso dan mie ini diyakini cukup mantab. Ekonomi. “Ekonimo perputaran uang di sekor UMKM Mie dan Bakso pada tahun 2007 mencapai 180 miliar per hari, atau Rp 5,4 triliun per bulan. Dengan asumsi setiap pedagang dari 6 juta pengusaha mie dan bakso tersebut mampu menjual 10 porsi/hari dengan harga Rp 3.000/porsi,” kata Eman Suparno.
Hal itu dipanfdangs ebagai langkah maju yang membanggakan dari sektor ekonomi dan pengentasan penganguran. “Sangat bagus. Ini prospek yang harus terus dimajukan,' kata Eman. Sebagai Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi Eman sangat menghargai dan menyambut baik diselenggarakannya Festival 1.000 Pedagang Mie dan Bakso. “Melalui kegiatan ini, pemerintah, pengusaha dan masyarakat menaruh perhatian kepada upaya penanggulangan pengangguran dan pembangunan ekonomi kerakyatan.
Dia menjelaskan, kegiatan usaha mie dan bakso memiliki dampak yang sangat besar bagi pergerakan kegiatan ekonomi rakyat lainnya. Sebab sangat terkait dengan masalah bahan baku , seperti tepung terigu, sayur mayur, tepung kanji, beras, rempah-rempah. Juga terkait dengan usaha industri seperti daging sapi, mie dan bihun, saors, kecap, cuka. Serta usaha penyedia peralatan seperti mesin giling, gerobak kompor, sumpit mie, tusuk gigi, tissue, plastik pembungkus.
“Perlu ada upaya agar potensi yang cukup besar dalam lingkup kegiatan ekonomi rakyat ini dapat berkembang sebagai kelompok usaha kecil yang mandisi serta langsung berinteraksi di pasar. Usaha mie dan bakso ini sekaligus berpotensi menjadi unit usaha modern dan kompetitif di pasar local maupun di pasar global, meskipun disadari pada saat ini usaha mie dan bakso sebagian besar masih dikelola secara tradisional,” (gun)

Tidak ada komentar: