Selasa, 11 Maret 2008

Evakuasi Musibah Kapal Terbakar Berlangsung 9 Jam

Evakuasi Kapal Terbakar Berlangsung 9 Jam
*Nasib ABK Kapal MT Cendrawasih Terkabar 1 Tewas, 5 Luka Bakar, 29 Shock

GUNUNGKIDUL – Evakuasi awak buah kapal MT Cendrawasih yang mengalami musibah terbakar Rabu (5/3) sore sekitar pukul 14.00WIB dilokasi laut selatan Pantai Wedi Ombo, Jepitu Kecamatan Girisubo Gunungkidul berlangsung selama sembilan jam. Upaya evakuasi petugas tim SAR gabungan dibantu nelayan pantai Sadeng akhirnya baru berhasil mengevakuasi enam korban esok harinya Kamis (6/3) sekitar pukul 10.00 WIB. Satu korban tewas dan enam korban lukak bakar dilarikan RS Sardjito Jogja guna mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Enam dari 35 ABK kapal MT Cendrawasih itu bernama Mudrik (42) selaku Masinis I asal Pulo Gebang Rt 14/06 No.43 Jakarta Timur dipatikan tewas setelah terjebak kobaran api diruang mekanik mesin sehingga menyebabkan sekujur tubuhnya terbakar. Sedang dua korban luka parah bernama Marpu selaku juru mesin asal Pekajengan Gang 16 Rt.29/11 Kedungwuni Pekalongan Jateng dan teknisi listrik bernama Moh.Nawawi asal Jl. Banten Komplek BPP Blok A1 No.5 Sukapura Jakarta Timur. Tiga korban luka bakar diantaranya Hendra (26) sebagai mekanik bengkel warga Kampung Rawapasung Rt.4/Kota Baru Bekasi Jabar, Turyaman (47) selaku juru mesin warga Desa Lilin Rt.2/2 No.23 Culamaya Sumedang Jabar dan Daniel Sinnen selaku kadet mesin asal STO VII Blok E No.86 Telkomnas Makasar yang dirawat intensif di RS Sardjito Jogja.
Pantauan langsung koran METEOR dilokasi kejadian, drama evakuasi korban terbakarnya kapal naas keamrin, kontan membuat petugas Tim SAR Gunungkidul Korwil I langsung melakukan koordinasi dengan semua jajaran petugas baik Polres Gunungkidul maupun petugas TNI AL di Pantai Sadeng yang langsung merapat ke lokaksi kejadian Pantai Sadeng. Mulanya lokasi terbakarnya kapal ini sempat membuat ragu. Ini terkait prediksi awal kejadian terbakarnya kapal bukan terjadi di zona laut Gunungkidul, namun di zona laut Bantul atau Kulonprogo. Namun setelah pihak nahkoda berhasil mengkontak salah satu petugas syahbandar yang diteruskan ke Bupati Gunungkidul, sekitar tepat sekitar pukul 22.50 WIB, satu kapal berisikan sekitar 8 tim SAR Pantai Sadeng dipimpin Agung dan empat nelayan langsung meluncur merepat ke lokasi kapal naas.
Namun upaya ini tidaklah mudah seperti dibayangkan, satu tim SAR yang lebih dulu berangkat menuju lokasi kapal terbakar sekitar pukul 19.45 mendapatkan kendala gelapnya lokasi tengah lautan lepas akibat alat penerangan tidak menjangkau upaya Tim SAR Korwil I Gunungkidul. Kondisi ini membuat satu regu lagi gabungan Tim SAR dipimpin Sujono harus menyusul ke lokasi kejadian untuk membatu proses evakuasi korban.
Dengan komunikasi melalui HT dengan Ketua Korwil I Tim SAR Subowo, dua kapal Tim SAR pelan-pelan berhasil merapat kapal MT Cendrawasih. Namun petugas Tim SAR dan Polisi dipimpin langsung Kapolres Gunungkidul AKBP Drs S Joko Lelono yang memantau di pelabuhan Pantai Sadeng lagi-lagi dibuat panik dengan putus radio komunikasi HT Tim evakuasi yang berada dilokasi kejadian. "Sempat dilaporkan kondisi gelombang tinggi sehingga kapal Regu Agung tidak bisa mendekati kapal tanker, jika dipaksakan berbahaya bagi dua kapal Tim SAR," kata Kakorwil I Tim SAR Subowo.
Namun ternyata dilokasi kapal terbakar kapal nelayan DewiSri asal Cilacap sudah berada dilokasi membantu penerangan. Meski sempat terhambat percikan api disekitar dasar kapal, Enam korban akhirnya berhasil dievakuasi ke Pantai Sadeng sekitar pukul 10.00WIB setelah dua kapal tim sar dan satu kapal petugas Polairud bermalam ditengah laut sambil menunggu gelombnag reda. Keenam korban dan dua mualim berhasil dievakuasi ke Paqntai Sadeng dengan 29 ABK lain dievakuasi satu kapal dari Cilacap.
Kapolres Gunungkidul AKBP Drs S Joko Lelono kepada koran ini mengatakan semua korban langsung dilarikan ke RS Sardjito untuk upaya pertolongan lebih dini khususnya untuk lima korban lain. Pihkanaytelah menyiapkan tujuh ambulance baik milik PMI Gunungkidul RSUD Wonosari maupun milih RS Panti Rapih yang disiagakan sejak malam harinya. Semenatar penyebab terbakarnyakapal pertamina ini, Kapolres mengaku masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah ABK. (gun)


Berangkat Berapa Mil, Kapal Tanker sudah Trouble
Mualim Kapal ; "Api Dimungkinkan Berasal Dari Generator atau Axelery Engine"

GUNUNGKIDUL – Sembilan jam kapal tanker MT Cendrawasih keluaran tahun 1974 beserta 35 ABK berjuang melawan maut dan kobaran api. Api yang merusak ruang, instalasi sekaligus kerja mesin akhirnya baru dapat dipadamkan sekitar satu jam sejak puncak api membesar. Beruntung, terbakarnya kapal milik pertamina ini tidak membuat kebocoran yang lebih fatal yang bisa menyebabkan kapal tengelam. Ditemui METEOR dievakuasi Tim SAR bersama enam korban lainnya, Bambang Yuswanto selaku Mualim II asal Tlogosari Semarang ini mengungkapkan pengalaman pahit bergelut dengan maut selam sembilan jam di tengah samudra itu. Menurut Bambang, terbakarnya kapal tanker yang ditumpangi dengan nahkodai Kapten M Lasiono asal Perum Bukit Cirendeu Blok C 3/9 Jalan Bukit V Pisangan Ciputat ini pertama dialmi sejak 2 April 1980 pengalaman berlayar didapat.
Kapal Cendrawasih itu, menurut Bambang, melintas dari arah timur (Surabaya-red) menuju ke Cilacap. Kapal berkru 35 ABK tidak sedang mengangkut barang usai mengirim MFO sebanyak 23.000 Kilo Liter di Surabaya dan Gresik. Saat kapal melintas dengan kecepatan sekitar 10,5 knot tanpa diketahui penyebabnya, tiba-tiba dari ruang mesin mekanik muncul asap hitam. Semenatra ada enam ABK saat itu berada diruang mesin mekanik menjadi terjebak munculnya api.
Diakui Bambang kapal yang berakhir naas itu sebelumnya sempat mengalami sedikit trouble di bagina mesin saat berangkat dari Surabaya. "Baru beberaap mil dari pelabuhan Semampir Surabaya untuk berangkat ke Cilacap, kapal kami sempat mengalami trouble. Namun hal itu masih bisa diatasi kru kapal dan perjalanan bisa kami lanjutkan," tutur Bambang.
Tanpa diketahui penyebabnya kapal akhirnya terbakar dan terhenti tepat diselatan Gunung Batur, Pantai Wedi Ombo atau sekitar 10 mil dari TPI Saden. Kapal naas itu diketahui sudah mengeluarkan asap hitam sekitar sebelum masuk melintas pantai Sadeng (sebelum Pantai Wedi Ombo dari arah timur-red). "Kami melihat kapal itu dari pantai Sadeng sini sudah mengeluarkan asap hitam," kata Romlan (40) seorang nelayan asal Trenggalek Jatim kepada METEOR.
Bambang mengakui secara teknis tidak mengatahui pasti asal mula percikan api yang kian membesar dan membakar seisi ruang mesin termasuk termasuk enam ABKnya. Namun pihkanya mendapatkan informasi dari ABK lain bahwa api muncul dari blower AC tanpa adanya suara ledakan. "Kata ABK lain api dari Blower AC. Tapi itu katanya, saya juga tidak melihat sendiri," jelasnya Mualim yang menyempatkan bertemu METEOR diwarung sekitar Pantai Sadeng. Namun demikian Bambang memprediksikan terbakarnya kapal tanker ini dimungkinkan dari dua hal diantaranya generator, juga dimungkinkan dari Axelery Engine. "Dua hal itu sangat dimungkinkan. Sebelum akhirnya terbakar memang kapal yang masih layak jalan itu sempat trouble. Namun bisa langsung kami atasi," lanjutnya. Karena seluruh instrumen dan engine mati, kapal pertamina tidak bisa mengirimkan kabar dan tanda darurat.
Api akhirnya kian membesar tepat pukul 14.00WIB, lanjut Bambang, para awak kapal selanjutnya di perintahkan nahkoda agar masing-masing mengambil peran guna memadamkan kobaran api. "Masing-masing dari kami langsung ambil peran dengan berusaha memadamkan api. Namun enam teman kami sudah terluka," jelasnya Mualim II dengan berucap syukur.
Sekedar diketahui, kapal Tanker milik Pertamina biasanya beroperasi untuk pengiriman barang berupa MFO dari Cilacap ke Surabaya dan balik lagi. Dengan beban muatan maksimal 36.000kilo liter menempuh tempo sekitar 56jam, namun jika kemblaike Cilacap tanpa muatan hanya ditempuh dalam waktu hampir 50jam. Namun rute kapal tangker ini tidaklah seperti biasa, jika biasnya melalui selat Bali, hari itu kapan melintas memutar melalui selat Lombok dengan prediksi lebih aman terhadap arus gelombang. (gun)

Tidak ada komentar: