Jumat, 28 Maret 2008

APDESI Minta Pemkab Transparan


Terkait Dugaan Bocornya Soal Tes Seleksi Pamong Desa

BANTUL – Kabar menggelegar dugaan adanya kebocoran soal dan jawaban dalam tes seleksi calon pamong desa, di Bantul membuat sejumlah kalangan terbelalak. Terkait hal itu organisasi Asosiasi Pemerintah Daerah Indonesia Bantul melalui sekretarisnya Rustam Fatoni, S.Pd meminta pemerintah Kabupaten Bantul dalam hal panitia khusus yang mengurusi masalah seleksi calon pamong desa harus transparan.

“Transparansi panitia khusus seleksi calon pamong desa bisa dengan cara memberitahukan nilai-nilai hasil ujian, cara penilaian yang dilakukan, proses pencetakan soal hingga distribusi soal berikut jawabannya,” kata Rustam Fatoni, kepada wartawan, Jumat (28/3) kemarin.

Rustam mengaku, selama ini organisasi APDESI Kabupaten Bantul telah menjalankan fungsinya termasuk memberi saran dan masukan-masukan pemkab khususnya dalam teknis pembuatan soal, pengamanan soal dan hal penting lainnya. “Kita selalu minta agar semuanya obyektif dan pemkab juga netral sehingga tidak ada kasak kusuk yang merugikan pemkab sendiri,” kata Fatoni.

Dengan beredarnya kabar adanay praktes soal dan jawaban mengalami kebocoran ini, lanjut Fatoni, Pemkab Bantul harus segera melakukan investigasi dan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam lalu linta jual beli soal dan jawaban selama proses penerimaan calon pamong desa. “Langkah ini penting untuk kredibilitas pemerintah dan calon pamong desa yang telah lolos,” imbuhnya.

Jika memang indikasi tersebut terbukti kuat sanksi tegas harus diberlakukan. Fatoni meminta agar pihak pembeli maupun penjual di beri sanksi tegas. “Langkah sekarang harusnya investigasi dan pemeriksaan dulu yang terpenting dilakukan,” jelasnya.

Terkait kemungkinan akan dilakukan pilihan ulang, Fatoni memandang belum perlu mengingat kabar tersebtu masih simpang siur dan masih sebatas rumor. “Kabara yang belum ada kepastiannya belum bisa jadi patokan untuk dilakukan seleksi dan pilihan ulang. Jiak investigas terbukti indiskasi itu memang benar ada maka layak digelar seleksi ulang,”tambah Fatoni.

Tudingan panitia tes seleksi tidak transparan juga diungkapkan peserta seleksi calon pamong desa yang tidak lolos. Agus warga Dlingo dan Badrun warga Seloharjo, Pundong Bantul dengan tegas menyatakan panitia khusus seleksi calon pamong desa tidak transparan khususnya pada proses penilaian. Itu dianggap dalam penilaian hanya diberikan nilai hasil koreksi dan lembar jawaban soal tidak diperlihatkan kepada para calon pamong desa. (gun).

Tidak ada komentar: