Rabu, 19 Maret 2008

32 Persen Nelayan Dijerat Kemiskinan


GUNUNGKIDUL – Kemiskinan masih menjerat kehidupan masyarakat nelayan. Data yang ada menunjukkan 32 persen masyarakat nelayan masih hidup dibawah garis kemiskinan yang memperihatinkan bung..

Data ini tidak sembarangan. Data tersebut dibeberkan Dirjend Kelautan Departemen kelautan RI, Ir Syamsul Maarif dalam kunjungannya ke Pantai Ngrenehan Gunungkidul, Rabu (19/3) siang kemarin.

Menurut Syamsul, dari 16 juta nelayan di Indonesia, 32 persen diantaranya atau berjumlah 5 juta nelayan hidup dibawah garis kemiskinan yang parah. “Jumlah ini lebih besar dari prosentase nasional. Jumlah keluarga miskin nasional saat ini 16 persen. Untuk nelayan 32 persen miskin. Jadi bisa diartikan bahwa jumlah keluarga miskin secara nasional kebanyakan adalah nelayan,” tegas Syamsul Maarif bersemangat.

Melihat data tersebut, program pemberdayaan terhadap nelayan terus digulirkan untuk menopang kemiskinan nelayan. “Dari 16 juta, 32 persennya miskin. Ini memprihatinkan, program harus terus dilanjutkan,” tegasnya seraya di sambut tepuk tangan. Pihkanya menargetkan, dengan mempertahankan program pemberdayaan nelayan pada tahun 2015 kemiskinan nelayan optimis bakal teratasi,” imbuh Syamsul.

Menatap Gunungkidul yang memiliki potensi laut 70 kilometer, Syamsul memandang penting penuntasan program berupa pengadaan kedai pesisir untuk perdagangan hasil laut berupa ikan. Selian itu, gagasan membangun Premium Packet Dealer Nelayan (PPDN) yang merupakan SPBU mini yang hanya diperuntukkan nelayan di Gunungkidul.

Terpisah, Manajer Koperasi Swamitra Mina, Sulistyo WW menyambut baik gagasan Dirjen Keluatan tersebut. Saat ini program PPDN akan merima bantuan dana dari DKP Rp 476 juta dan sharing dengan pemkab Gunungkidul melalui APBD sebesar Rp 80 juta. Sulistyo yakin PPDN bakal mengatasi kebutuhan vital premium bagi nelayan di Gunungkidul. (gun)

Tidak ada komentar: