Sabtu, 22 Maret 2008

Ibu Menteri Bolos, Warga Chaos

*Pembagian Subsidi Migor Di Patuk Gunungkidul

GUNUNGKIDUL – Kelelahan menunggu datangnya Menteri Perdagangan Prof Marie Elka Pangestu selama hampir empat jam, pembagian subsidi Minyak Goreng bagi warga miskin Desa Beji Patuk Gunungkidul berakhir kisruh. Warga berebut, setelah Ibu Menteri bolos. Saling sikut dan saling cakar, dan saling rebut penukaran kupon yang mereka pegang dengan satu liter minyak goreng, siangkeamrin di balai desa Beji Patuk Gunungkidul.

“Sekitar pukul 10.30 kami sudah datang keBalai Desa, namun hingga pukul 15.00 yang ditunggu tak kunjung datang. Kami sebenarnya tidak butuh, ini hanya pekewuh dengan himbauan pak lurah. Kalau disuruh milih saya mending pulang saja,” kata Rosiyah, salah satu warga pengantri subsidi dengan mengendong anaknya.

Warga baru bisa tersenyum saat rombongan Menteri Perdagangan Prof Marie Elka Pangestu samoai ke balai desa Beji lebih dari pukul 15.00 WIB. Namun senyum itu juga hanya sekilas, karena lagi-lagi warga kecewa kedatangan Marie Elka tidak lama dan harus balik kanan meninggalkan Balai Desa Beji untuk karena masih banyak acara ditempat lain. “Nunggunya sampai boyoke peyok menteri langsung nggeblas,” sentil beberaap warga menyambut Meteri bolos.

Ketika secara simbolis, warga mulai mamanas karena harus berdesak-desakan dna berebut. Saat warga benar-benar sudah di tingal Menteri, upaya berebut makin parah. Seperti dikomandoi, warga brol brol broll... saling berebut, menndang dan mencakar untuk berebut paling cepat mendapat kupon minyak goreng.

Keributan ini semakin komplit dengan insiden keributan antara wartawan dengan petugasa Satpol PP. Saat itu sejumlah wartawan yang sedang mewawancarai warga didorong petugas Satpol PP. “Maaf kalian minggir dulu. Wawancara jangan disini. Bubar dulu saja. Jalan ini mau digunakan Ibu Menteri,” kata berseragam Pol PP.

Sikap tidak humanis petugas Pol PP ini terus memuncak setelah larangannya dtidak dihiraukan wartawan dari sejumlah media baik cetak maupun elektonil. Bahkan saking emosinya Pol PP kamera wartawan nyaris dirampas. Namun ketegangan ini mulai berakhir. Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul nampak kewalahan warag terus berebut dan bertubrukan. “Tenang, ayo tertib. Semua bakal kebagian asal tertib,” kata Kepala Kantor Infokom CB Supriyanto yang akhirnay turun tangan.

Dalam sambutananya, Marie Elka Pangestu mengungkapkan program pemberian subsidi minyak goreng akan terus berlangsung setiap bulan. Namun demikian, pihaknya juga meminta
kepada warga, terutama para ibu juga berupaya untuk melakukan penghematan. “Harganya mahal jadi mohon dihemat Subsidi ini khusus bagi warag miskin yang akan berlanjut setiap bulannya,” kata Marie.

Sementara itu Bupati Gunungkidul Suharto SH menyampaikan subsidi ini diberikan kepada setiap KK miskin sebesar Rp 2.500. “Minyak goreng yang dibagikan bukan berarti gratis. Namun subsidi tersebut merupakan pengurangan harga sebesar Rp 2.500 dari harga pasaran,” kata Suharto. Ia mencontohkan untuk harga semisal Rp 10.000 warga cukup bayar Rp 8.000 saja. (gun).

Tidak ada komentar: