Senin, 28 April 2008

Kepala Sekolah Jangan Jadi Tukang Cukur

Pendidikan Murah Khusus Siswa Miskin

GUNUNGKIDUL – Program pendidikan murah yang tahun ini akan segera digulirkan Pemkab Gunungkidul, hanya diperuntukkan bagi siswa dari keluarga miskin (gakin). Jika tida tepat sasaran maka penerimaan kepada siswa bukan dari KK miskin maka akan dicabut.

“Ini yang harus kita pahami. Sebab ada sekolah di Wonosari kalau pagi yang mengantar saja bermobil dan meenuhi jalan, tetapi dari sekitar 300 siswa ada 200-an siswa yang minta pendidikan murah. Ini jelas tidak rasional,” kata Bupati Gunungkidul Suharto SH pada pelantikan kepala sekolah tingkat TK, SD dan SMP di Bangsal Sewokoprojo Wonosari, kemarin usai melantik Kepala sekolah yang dilantik ada 116 orang meliputi kepala TK ada 2 orang, 103 kepala SD dan 11 orang kepala SMP.

Dalam pelaksanaan program pendidikan murah bagi pelajar dari warga miskin, bupati minta pada pihak sekolah dan komite untuk menjalin kerjasama yangbaik sehingga tujuan program ini tidak melenceng dari tujuan. "Jangan main-main degan Program ini karena program ini penting diberikan bagi pelajar dikhususnya bagi keluarga miskin," tabah BUpati.

Anggaran untuk program pendidikan murah ini menelan dana Rp 11 miliar lebih ini tidak menganut konsep dibagi rata atau bagito. Bupati mengaskan tidak mau adanya salah sasaran. Kepala kepala seklah terlantik, Buapti enegaskan dengan pendidikan murah yang ditrapkan kepala seklah dilarang menjadi rukang cukur.

"Kepala selokah terpilih jangan jadi tukang cukur kerjanya harus profesional. Jangan menyapu sendiri, memotong rambut sendiri dan jangan menerima uangnya sendiri,” kata Suharto SH. Karena pola kerja kepala sekolah tidak sebagaimana manajemen tukang cukur rambut, maka sistem komando, pengawasan dan pengendalian harus terkonsep dan dilaksanakan secara jelas dan terukur. (gun)

Tidak ada komentar: