Sabtu, 12 April 2008

Dicaplok Pengembang, Lahan Pertanian Bantul Menciut

BANTUL – Menyusutnya jumlah petani tiap tahunnya patut dikuatirkan. Dalam setahun lahan pertanian di Bantul menciut (mengalami penyusutan) hingga 80 hetar lantaran dilibas pengusaha pengembang untuk didirikan perumahan. Uniknya warga Bantul justru belum sepenuhnya menyadari sektor pertanian merupakan salah satu icon andalan.

"Pembangunan rumah tidak hanya dilakukan oleh developer namun juga oleh penduduk sendiri yang saat justru makin marak," kata Ir Edi Suhariyanta selaku Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul dalam acara Ketahanan Pangan di Gedung Induk Lt III, Pemkab Bantul, Rabu (9/4) kemarin.

Edi menjelaskan, lokasi yang terus dilibas untuk proyek perumahan swasta itu nampak jelas berada di lokasi pertanian di di daerah perbatasan Bantul dengan kota Jogja seperti kecamatan Banguntapan, Kasihan, dan Sewon. "Amat disayangkan lagi lahan ditiga kecamatan tersebut lahan pertanian yang menjakdi komoditas andalan pemkab," tambah Edi. Selain subur, lanjut Edi, irigasinya di tiga kecamatan sangat lancar.

Pada kesempatan itu, mewakili pemerintah Bantul, Edi menyatakan upaya menghindari pendirian perumahan dilahan subur. "Tapi bagaimana lagi masyarakat sekarang pinter, sebelum dibangun rumah pekarangan yang semual subur itu ditanami pohon pisang baru pemiliknya mengajukan ijin pendirian bangunan," imbuh Edi.

Sekedar diketahui, luas lahan pertanian padi produktif di Bantul saat ini mencapai 16.500 hektar. Jumlah itu, merupakan lahan pertanian padi produktif menghasilkan 99.190 ton gabah kering pungut per tahun. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi penduduk mencapai 70. 466 ton segingga masih ada surplus 28.724. (gun)

Tidak ada komentar: