Tapap II untuk 5 Kecamatan
BANTUL - Setelah distribusi tahpa I rampung konversi minyak ke gas tahap II dalam waktu dekat ini bakal digulirkan. Tahap II ini akan menyasar lima kecamatan di Kabupaten Bantul diantaranya Piyungan, Dlingo, Banguntapan, Pleret dan Kecamatan Jetis.
“Ada 25 ribu tabung dan kompor gas siap didistribusikan untuk kepala keluarga miskin. Tahap II ini untuk lima kecamatan dulu,” kata Gendut Sudarta Sekda Bantul kemapada waratwan kemarin. Dalam program konversi minyak ke gas tahap kedua ini, pertamina tidak lagi bekerja sama dengan kantor pos seperti pada progam konversi minyak tahap pertama di Bantul, namun menggandeng Universitas Widya Mataram Yogyakarta (unwama) untuk mendistribusikan tabung dan kompor gas.
Kerjasama ini, menurut Gendut, diharapkan tidak mengulangi kesalahan tahap pertama yang pembagian kompor dan tabung gas tidak berpatokan terhadap data KK miskin milik Pemkab Bantul sehingga terjadi gejolak dimasyarakat bawah. “Dulu masyarakat miskin pada protes karena masuk data miskin di Pemkab Bantul namun tidak mendapat jatah kompor dan tabung gas. Kita berharap Universitas Widya Mataram yang melakukan pendataan KK miskin yang berhak mendapatkan kompor dan tabung gas dengan acuan data KK miskin yang ada di Pemkab Bantul sehingga tidak terjadi kejolak” tambah Gendut.
Gendut menambahkan, dalam konversi minyak ke gas tahap pertama juga ada laporan dari masyarakat, kompor dan tabung gas yang diterima tidak bisa dipakai karena kerusakan pada selang masyarakat penerima masih tetap menggunakan minyak tanah dan menyimpan tabung dan kompor gas yang telah diterima. “Kita menekankan agar KK miskin yang menerima kompor dan tabung gas yang cacat agar dikembalikan. Selain itu pihak Universitas Widya Mataram juga memberikan contoh kepada masyarakat cara memakai kompor gas tersebut. Jangan sampai ada ketakutan memakai kompor gas mudah meledak sehingga membuat takut maayarakat” jelas Gendut.
Lebih lanjut Gendut menyatakan jatah kompor dan tabung gas untuk Kabupaten Bantul sendiri lebih dari 67 ribu tabung gas sehingga seluruh KK miskin di Kabupaten Bantul dipastikan akan mendapatkan tabung dan kompor gas dan hanya menunggu gilirannya saja. Sehingga tidak ada lagi alasan masyarakat miskin tidak menerima kompor dan tabung gas karena jatahnya melebihi. “Masyarakat miskin pasti dapat kompor dan tabung gas jika menggunakan data kemiskinan dari Pemda, kalau tidak menggunakan data dari kita ya pasti ada yang ngaku miskin tapi kaya. Kita minta jika data miskin yang diverifikasi oleh Universitas Widya Mataram untuk mendapatkan jatah kompor gas dan tabung belum final, kompor dan tabung gas jangan dibagikan,”pungkas Gendut. (gun).
BANTUL - Setelah distribusi tahpa I rampung konversi minyak ke gas tahap II dalam waktu dekat ini bakal digulirkan. Tahap II ini akan menyasar lima kecamatan di Kabupaten Bantul diantaranya Piyungan, Dlingo, Banguntapan, Pleret dan Kecamatan Jetis.
“Ada 25 ribu tabung dan kompor gas siap didistribusikan untuk kepala keluarga miskin. Tahap II ini untuk lima kecamatan dulu,” kata Gendut Sudarta Sekda Bantul kemapada waratwan kemarin. Dalam program konversi minyak ke gas tahap kedua ini, pertamina tidak lagi bekerja sama dengan kantor pos seperti pada progam konversi minyak tahap pertama di Bantul, namun menggandeng Universitas Widya Mataram Yogyakarta (unwama) untuk mendistribusikan tabung dan kompor gas.
Kerjasama ini, menurut Gendut, diharapkan tidak mengulangi kesalahan tahap pertama yang pembagian kompor dan tabung gas tidak berpatokan terhadap data KK miskin milik Pemkab Bantul sehingga terjadi gejolak dimasyarakat bawah. “Dulu masyarakat miskin pada protes karena masuk data miskin di Pemkab Bantul namun tidak mendapat jatah kompor dan tabung gas. Kita berharap Universitas Widya Mataram yang melakukan pendataan KK miskin yang berhak mendapatkan kompor dan tabung gas dengan acuan data KK miskin yang ada di Pemkab Bantul sehingga tidak terjadi kejolak” tambah Gendut.
Gendut menambahkan, dalam konversi minyak ke gas tahap pertama juga ada laporan dari masyarakat, kompor dan tabung gas yang diterima tidak bisa dipakai karena kerusakan pada selang masyarakat penerima masih tetap menggunakan minyak tanah dan menyimpan tabung dan kompor gas yang telah diterima. “Kita menekankan agar KK miskin yang menerima kompor dan tabung gas yang cacat agar dikembalikan. Selain itu pihak Universitas Widya Mataram juga memberikan contoh kepada masyarakat cara memakai kompor gas tersebut. Jangan sampai ada ketakutan memakai kompor gas mudah meledak sehingga membuat takut maayarakat” jelas Gendut.
Lebih lanjut Gendut menyatakan jatah kompor dan tabung gas untuk Kabupaten Bantul sendiri lebih dari 67 ribu tabung gas sehingga seluruh KK miskin di Kabupaten Bantul dipastikan akan mendapatkan tabung dan kompor gas dan hanya menunggu gilirannya saja. Sehingga tidak ada lagi alasan masyarakat miskin tidak menerima kompor dan tabung gas karena jatahnya melebihi. “Masyarakat miskin pasti dapat kompor dan tabung gas jika menggunakan data kemiskinan dari Pemda, kalau tidak menggunakan data dari kita ya pasti ada yang ngaku miskin tapi kaya. Kita minta jika data miskin yang diverifikasi oleh Universitas Widya Mataram untuk mendapatkan jatah kompor gas dan tabung belum final, kompor dan tabung gas jangan dibagikan,”pungkas Gendut. (gun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar