Senin, 14 April 2008

Fogging DBD Racuni 10 Siswa

Polisi Belum Bisa Indentifikasi Penyebab Pasti Keracunan

BANTUL – pengasapan (fogging) untuk menghidari Bahaya Demam Berdarah justru berujung pilu. Sepuluh siswa MTsN ,Wonokromo kecamatan Pleret, Bantul mengalami keracunan masal. Diduga penyebab keracunana dari asap fogging yang gencar dilakukan Dinas Kesehatan Bantul, pagi kemarin. Namun hingga sore kemarin petugas polsek Pleret belum dapoat mengidentifikasi apakah penyebab keracunan sepuluh siswa positif dari asap fogging.

“Kita belum bias menyimpulkan penyebab pasti keracunan yang menimpa 10 siswa. Apakah karena asap dari fogging atau faktor lemahnya siswa,” kata Kapolsek Pleret AKP Sudarto kepada wartawan siang kemarin.

Menurut Kapolsek, pihaknya mengalami kendala dalam memperoleh barang bukti karena peralatan fogging sudah tidakberada ditempat kejadian dan dibawa kembali ke Dinas Kesehatan. Untuk itulah pihaknya akan melakukan kerjasama dengan Dinkes untukmemperoleh sample campuran yang digunakan untuk fogging dilingkungan sekolah MTsN.

Upaya mencari contoh campuran obat ini dianggap Kapolres penting karena setidaknya ada standar campuran untuk fogging, sehingga hasil penyelidikan dari campuran fogging nanti akan kita tahu pasti penyebab keracunan siswa.

Lebih jauh AKP Sudarto menyatakan 10 siswa yang diduga keracunan asap fogging DBD tersebut setidaknya ada 7 siswa yang mempunyai riwayat kesehatan yang berkaitan dengan masalah pernafasan atau punya penyakit yang berkaitan dengan pernafasan. “Satu siswa yang sudah diperbolehkan pulang karena kondisi telah membaik,” yambahnya. Namun Kapolsek tidakmemungkiri bahwa sebelum fogging dilakukan terdapat 4 siswa telah dirawat di UKS karena tidak kuat saat mengikuti upacara bendera,” tandasnya.

Hingga kemarin pihak Dinas Kesehatan Bantulk belum bisa dimintai keterangan seputar dugaan asap fogging yangmenyebabkan keracunan siswa sekolah. Namun sumber METEOR di Dinas Kesehatan Bantul yang namanya enggan disebutkan petugas fogging dari Dinkes Bantul yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat heran dengan kabarkan keracunan siswa diduga akibat fogging DBD.

Menurutnya sebelum fogging dilakukan petugas pihkany sudah ada koordinasi dengan kepela sekolah untuk bias mengasapi beberapa ruang kelas. “Bahkan tadi yang sakit di ruang UKS sudah dipindahkan lebih dulu. Saya kaget ketika ada siswa yang dinyatakan pingsan akibat keracunan fogging, pada hal sebelum fogging,” katanya petugas yang turun tangan pengasapan.

Pantauan METEOR, dari sepuluh siswa yang mengalami gangguan sesak napas, pusing, mual dan terpaksa dirawat ke Puskesmas setempat. Sembilan siswa tersebut adalah Lailu Saputri, Luluk, Amin, Indah Afrilia, Winda, Siti Fatimah, Astuti Khasanah dan Suci Kurniasari. Semuanya adalah siswa kelas dua.

Sedang terdapat dua korban diantaranya yaitu Amin dan Astuti Khasanah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul untuk mendapatkan perawatan. Namun, kondisi keduanya saat ini sudah baik dan pukul 14.00 wib diperbolehkan pulang karena menunggu hasil tes darah laboratorium.

Terpisah, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, MTs Wonokromo, Harsono membenarkan kegiatan fogging di lingkungan sekolah tersebut ada koordinasi dengan sekolah dan pemeritahuan kepada siswa. Pada saat fogging dilakukan itu sembilan siswa mengalami sesak napas. Para siswa tersebut memang kondisinya sudah tidak bagus dan sedang berada di ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS). “Kita sudah klarifikasi ke Dinas Kesehatan. Pihak Dinas Kesehatan juga sudah meneliti kandungan asap fogging yang diduga sebagai penyebab keracunan tersebut,” kata Harsono yang yakin hasil dari penelitian tidak ada kesalahan prosedural fogging.

Ditemui koran ini, Yulia selaku staff tata usaha Puskesmas Pleret menyatakan sembilan orang tersebut mengalami sesak napas, pusing dan mual setelah menghirup asap (fogging). Namun, kesembilan siswa tersebut saat ini kondisinya membaik setelah mendapat perawatan di Puskesmas Pleret. “Kemungkinan siswa tersebut memang tidak tahan dengan asap itu, sehingga mengalami mual dan pusing.” Kata Yulia. (gun)

Tidak ada komentar: