Senin, 05 Mei 2008

Warga Gedangsari Tergantung Klaten

Masalah Krisis Air Tidak Terpecahkan, Dewan Minta Eksekutif Bangun PAH

GUNUNGKIDUL – Sebagai daerah terisolir, warga kecamatan Gedangsari belum sepenuhnya menikmati pelayanan public dari pemerintah kabupaten Gunungkidul. Ini terlihat ratusan ratusan warga di Gedangsari masih menggantungkan nasibnya pada kabupaten Klaten Jateng untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih.

Ada ratusan kepala keluarga di Kecamatan Gedangsari yang hingga saat ini masih benar-benar menggantungkan nasibnya pada daerah Klaten, tepatnya di lima pedukuhan masuk desa Serut kecamatan Gedangsari. Warga diperbatasan Gunungkidul dan Klaten ini terpaksa harus membeli air dari daerah Klaten dan sebagian lain lagi mbendeng (mengalirkan saluran air dari rumah tangga-red) dari warga Klaten.

“Ini persoalan yang harus serius disikapi eksekutif. Warga desa Serut Gedangsari masih jauh bisa menikmati pelayanan publik dari perhatian pemerintah sebagaimana warga di zona selatan,” kata Marsubroto anggota DPRD Gunungkidul kepada METEOR, siang kemarin.

Politisi dari Fraksi PDIP mencatat ratusan KK tersebar di lima dusun di desa Serut kecamatan Gedangsari sangat bergantung pada kebaikan hati kabupaten Klaten untuk memperoleh air. “Kalau beli air dari Wonosari jelas tidak mungkin. Pengirimannya menyulitkan armada untuk bias naik sampai Desa Serut,” tambah Broto.

Kondisi krisis air ini, lanjut Broto, mau tidak mau akhirnya mencekik warga yang terpaksa membeli air tangki dari Klaten. “Beli di Klaten mahalnya sangat tidak terbayangkan. Harga antar tangki berkapasitas 5000 liter air mencapai Rp 200 ribu,” tambah Broto.

Untung kejadian ambolnya talud Gunungkidul yang menimpa tujuh rumah warga kini sudah terjalin kerjasama untuk saling diperbaiki dua belah pihak. KejadIan tersebut diakui sempat mmebuat ketar-ketir kemungkinan ancaman akses jalan dan komunikasi di putus. Beruntung kekuatiran itu langsung terjawab setelah Pemkab Gunungkiudl bertanggungjawba untukmembangun talud yang ambrol yang menimpa beberapa rumah warga Klaten. Kondisi krisisi air di kecamatan gedangsari ini dirasakan pasca bencana gempa dua tahun lalu. Sejak bencana gempa 27 Mei 2007 lalu banyak mata air yang hilang bahkan pindah di Klaten yang justru ditemukan banyak sumber mata air tiban.

Untuk itu, Broto meminta eksekutif untuk melihat kondisi lapangan secara langsung agar menjadi perhatian dalam upaya pengentasan masalah krisis air yang tengah dihadapi warga. Broto menganggap penting didirikan bantuan PAH (Penampungan Air Hujan) untuk tiap wilayah RT yang selanjutnay menjadi alternative menghadapi musim kemarau tiba. (gun)

Tidak ada komentar: