Kamis, 22 Mei 2008

Dipicu Rencana Kenaikan BBM

Harga Air Tembus Rp 250 ribu per Tangki

WONOSARI : Desas-desus rencana kenaikan BBM yang akan segera dicanangkan pemerintah bakal berdampak di semua sektor. Harga air untuk kebutuhan warga dibeberapa daerah lokasi kekeringan di Gunungkidul bakal mengalami kenaikan sekitar 43 persen.
Untuk harga air untuk lokasi kekeringan di wilayah Kecamatan Gedangsari, dari semula Rp.170 ribu per 5000 liter tangki air, rencananya bakal menembus harga baru mencapai Rp 250 ribu per 5000 liter. Kenaikan harga air untuk suplay ke beberapa daerah lain dipastikan akan mengikuti.
“Kenaikan harga BBM otomatis akan kita ikuti dengan harga suplay air ke daerah-daerah. Tapi harga masih terus dibahas dan itu belum harga final karena terus kita etung-etung,” kata Harno salah satu pengurus Ngudi Lestari, paguyuban jasa swasta pengiriman air Wonosari, Sabtu (17/5) kemarin.
Menurut Harno, rencana kenaikan harga air masih terus dipertimbangkan lagi agar tidak terlalu memperberat beban warga di wilayah krisis air. “Yang terpenting bagi kami warga bisa memaklumi pengaruh kenaikan BBM nanti dan kita tetap bisa beroperasi,” jelas Harno.
Lokasi lain yang akan mengalami kenaikan harga air diantaranya desa terisolir di kecamatan Gedangdari yakni Boyo dan Manggang. Harga air untuk bisa sampai dilokasi daerah perbatasan Gunungkidul dengan Klaten ini bakal menembus harga mencapai Rp 250 ribu untuk tangkiberkapasitas 5000 liter. Untuk kecamatan Nglipar dari harga semulai Rp.120 ribu naik menjadi Rp.175 ribu. Untuk lokasikekeringan di kecamatan Tanjungsari menembus harga Rp 165 ribu dari semula hanya Rp100 ribu.
Rencana harga kenaikan tersebut bakal diikuti dengan beberapa peguyuban pedagang air swasta lain di Gunungkidul, diantaranya Kecamatan Semanu, Playen, Wareng Wonosari, dan Kecamatan Tepus.
Pantauan Harian Jogja di Sumur pompa di tegal air siang kemarin. Pengiriman air ke sejumlah daerah kekeringan di Gunungkidul belum mencapai puncaknya. Dari 39 armada tanki air di Paguyuban Ngudi Lestari, masing-masing armada hanya memenuhi pesanan sekitar lima kali pengiriman dalam sehari, ke sejumlah lokasi seperti Kecamatan Panggang, Tepus, Tanjungsari, Nglipar. ”Untuk saat ini kekeringan di Gunungkidul belum mencapai puncaknya. Memang pesanan sudah ada baik untuk konsumsi hidup mapun pertanian tapi belum begitu banyak,” imbuh Sugito pengemudi tanki air.
Sementara itu, Cb Supriyanto SIP selaku Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (inkom) Pemkab Gunungkidul memastikan hingga saat ini belum ada permohonan pengiriman air di musim kemarau tahun ini. "Kita sudah siap jika ada pengajuan air di wilayah kekeringan. Armada sudah distanbykan di sejumlah kecamatan," kata Supriyanto.(gun)

Tidak ada komentar: