Kamis, 29 Mei 2008

Pendidikan Gratis Molor Dewan Bersikap

FPDI Ngotot, FKU dan FPAN Minta Pending

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI - Program pendidikan murah Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Pendidikan Gunungkidul yang pelaksanaannya terancam molor membuat sejumlah anggota dewan harus bersikap tegas.
Anggota dewan meminta agar Diknas segera bersikap mengingat saat ini sudah pertengahn tahun anggaran dan hamper memasuki tahun ajar baru.
Poltisi dari Fraski PDIP, Warta SIP yang juga membidangi masalah pendidikan di komisi D menegaskan program pendidikan gratis sudah dinanti-nanti realisasinya. "Dinas harus cepat. Karena sudah banyak yang menunggu realisasi dari program itu,’ kata Warta .
Warta meminta agar dinas tidak banyak pertimbangan untuk melaksanakan apa yangsudah menjadi program dan kebijakan. "Kalau belum dilaksanakan itu menunggu apa lagi. Harusnya perencanaan dan teknis penyalurannya sudah terkonsep sejak dari awal menyusun program pendidikan murah itu. Kami meminta cepat direalisasikan," imbuh Warta kepada Harian Jogja, kemarin.
Penyataan Warta sebagai anggota komisi D dari PDIP ini berseberangan dengan sikap Ir Iman Taufik selaku ketua Komisi D yang tetap meminta Dikna mempending dulu program tersebut sampai Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul memiliki konsep yang jelas pelaksaan pendidikan gratis. "Kalau dipaksakan program pendidikan murah dilaksanakan sama artinya dengan membuka peluang konflik baru karena dinas belum cukup memiliki konsep bagaimana teknis pelaksanaannya dan system pengawasan yang peluang terjadi salah penggunakannya," tandas Taufik poltisi dari PKS.
Senada dengan pernyataan Taufik, politisi PAN, Arif Setyadi anggota dewan dari fraksi PAN lebih memandang penting mekanisme dan pelaksaan program tepat sasaran. "Baik siswa yang disasar termasuk peruntukannya harus bisa dipertanggungjawabkan. Dinas harus mengafal penggunakan," kata Arif. Menurut Arif, halitu perlu dikebut dan tetap dilaksanakan sebagai pelaksanakan Perda APBD.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Drs Kasiyo mengaku tidak ada waktu diwawancari Harian Jogja. Melalui stafnya menyampaikan pesan tidakbisa ditemui untukkeperluan wawancara. "Maaf, tadi saya sudah matur sama bapak kepala tapi bapak tidak bersedia sementara waktu ini," kata Sarjono staf bagian umum Diknas Gunungkidul.
Pantauan Harian Jogja di sejumlah sekolah di Wonosari, rencana program pendidikan murah pemerintah kabupaten Gunungkidul tersebut belum banyak diketahui jajaran kepala sekolah. "Saya belum dengar kalau ada program pendidikan murah. Sampai saat ini belum ada sossialisasi dari Dinas Pendidikan Gunungkidul. Jadi bentuknya apa, penyelurannya bagaimana semua kepala sekolah belum ada yang tahu," kata Kepsek SMP.

Tidak ada komentar: