Kamis, 29 Mei 2008

Tarif AKAP Ikut-Ikutan Naik

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
Wonosari-Merak Naik Rp 20 RIbu
WONOSARI – Desakan dewan agar pemkab segera menentukan tariff angkutan baru baik untuk angkutan pedesaan (angdes) maupun angkutan kota (angkot) mendapat respon Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul. Pagi ini, Dishub Gunungkidul akan menggelar pertemuan dengan Organisasi Pengusaha Angkutan Daerah (organda) guna membahas rencana pemberlakuan tarif baru untuk angkutan umum pasca kenaikan BBM.
‘Besok (hari ini) kami akan melakukan pertemuan dengan melibatkan organda membahas kenaikan traif yang akan segera diberlakukan sebegai penyesuaian dari kenaikan harag BBM," karta Samsuddin Effendy selaku Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Pemkab Gunungkidul diwawancari Harian Jogja, senin (26/5) kemarin. Menurut Samsuddin, pertemuan membahas tarif angutan umum rencananya akan digelar pukul 10.00 wib di aula ruang pertemuan Kantor Dishup di Jalan lingkar utara Piyaman Wonosari.
Organda yang akan dilibatkan dalam pembahasan hari ini, tak lain pihak pengusaha angutan pedesaan dan kota dan awak angkutan pedasaan dan kota untukmasing-masing jurusan yang sudah terbentuk kepengurusan.
Samsuddin menambahkan kenaikan tariff tariff dasar angkutan sudah ada dasar ketetapannya yakni tidak lebih kenaikan tariff melebihi 20 persen. Kebijakan tersebut, lanjut Samsuddin, tak lain mempertimbangkan beban masyarakat yang semakin berat. "Jangan sampai berkali-kali masyarakat mendapat beban berat kedua kalinya setelah harga BBM naik," tambah Syamsuddin kepada Harian Jogja.
Namun demikian Samsuddin mengakui organda dan awak angkutan tidak bisa dipaksakan untuk tidak menaikkan tariff angkutan umum karena harga BBM sangat berdampak langsung baik awak angkutan termasuk pishak pengusaha angkutan.
Terkait dengan kenaikan tariff yang sudah lebih dulu dinaikkan pengusaha dan awak angdesa dan angkot, Samsuddin tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya mengaku kondisi tersebtu masih akan dimaklumi jika kenaikan taruif angkutan masih memperhatikan pihak masyarakat. "Sementara kita tidak bisa mengelak kenaikan yang belum resmi ini. Namun kami menghimbau agar kenaikan tariff yang masih wajar," imbuhnya.
Sementara itu, siang kemarin Slamet SPd memimpin rombongan anggota dewan dari fraski Partai Golkar melakukan pantauan langsung ke beberapa titik lokasi angkutan umum di Terminal Wonosari. Dengan menggUnakan mobil dinas AB 4 D didampingi Heri Nugraha, Sugiyarto, dan Bambang Sumitro, ketua DPRD Gunungkidul melakukan pantauan langsung ke sejumlah pengurus paguyuban angkutan yang lebih dulu menaikkan tariff angkutan.
Rombongan anggota dewan ini langsung diterima sekretaris Paguyuban Bis Malam (Bisma) Gunungkidul Hartoyo di agen bus AKAP. Kepada Slamet, Hartoyo mengaku kenaikan BBM membuat pihak pengusaha angkutan menjerit. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pengusaha dan menaikan 15 persen untuk engkutan Antar Kota Antas Propinsi," kata Hartoyo didampingi pengurus Bisma lain. Kepada wakil rakyat, Hatoyo menjelaskan untuk jurusan Wonosari Jakarta tarif sudah naik rata-rata 15 persen atau sekitar Rp10.000 hingga Rp 20.000 untuk angkutan tujuan Wonosari-Jakarta.
Kenaikan tariff untuk AKAP ini, lanjut Hartoyo, tidak akan mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap penumpang. Kepada anggota dewan, Hartoyo memastikan pasca kenaikan BB belum banyak berpengaruh pada kurangnya awak armada AKAP yang tidak beroperasi. Dalam sehari untuk bus Sabntoso masih beroperasi 120 armada.
Demikian dengan angkutan pedesaan, kepada dewan berharap kondisi ini segera direspon untuk segera mendesak pemkab untuk menentukan tarif baru. Namun untuk Antar Kota Dalam Propinsi atau tujuan Wonosari-Jogjakarta kebijakana kenaikan tariff ada ditingkat propionsi.

Tarif Baru Angkutan Antar Kota Antar Propinsi :
1. Jurusan Kelas Tarif lama Tarif baru
2. Wno-Jkt Ekonomi Rp 65.000 75.000
3. Wno-Jkt Utama Rp.80.000 90.000
4. Wno-Jkt AC VIP Rp. 110.000 Rp.145.000
5. Wno-Merak (AC) Rp. 125.000 Rp.145.000
Sumber : Bisma Gunungkidul dari patokan harga AKAP untuk bus Santoso

Tidak ada komentar: