Minggu, 01 Juni 2008

Hapus Gerenasi Pengemis Canangkan Padat Karya


Program Padat karya telan Rp 2,1 M
Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

GIRISUBO - Kesan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai program yang tidak mendidik masyarakata dan sekedar menciptakan generasi pengemis membuat pemkab Gunungkidul bersikap. Program padat karya tengah dilakukan pemerintah melalui Dinas tenaga kerja dan transmigrasi (disnakertran) di sejumlah titik lokasi dasa yang terisolir di Kabupaten Gunungkidul.
Tercatat, terdapat 18 desa tersebar di pelosok Kabupaten Gunungkidul dinilai layak digulirkan program padat karya di tahun 2008 ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, digeklar bulan April- Juni, tahap kedua bulan Juni – Agustus dan tahap ketiga bulan September-Nopember masing-masing tahap untuk enam desa terpencil.
“Program ini secara khusus mengatasi permasalahan infrastruktur desa dilokasi terpencil yangs ecara tidak langsung berdampak dalam pada pengentasa pengangguran karena melibatkan tenaga setempat yang dibayar,” kata Wasito Kepala Disnakertran Gunungkidul kepada harian Jogja disela-sela pantauan kegiatan padat karja di desa Nglindur Kecamatan Girisubo, siang kemarin.
Menurut wasito, program padat karya di 18 desa di Gunungkidul yang dinyatakan layak mendapatkan program padat karya ini menelan anggaran senilai Rp 2,1 M untuk membayar tenaga local yang terlibat.
“Prinsip kami melalui program padat karya ini ada suatu kemajuan dan pembangunan bagi desa dengan melibatkan masyarakat secara langsung yang juga berdampak pad apeningkatan penghasilan warag setempat,” tambah Wasito. Ditambahan Wasito, melalui program tersebut upah warga yang terlibat sangat bervariatif. Untuk tukang Rp 30 ribu per hari, pekerja Rp 20 ribu per hari dan ketua Kelompok Rp 25 ribu.
Dari tahap pertama mulai 12 April lalu yang kini masih berlangsung di enam desa terpisah, rata-rata untuk masing-masing desa mampu terserap terserap tenaga kerja mencapai 500 orang per desa secra bergiliran 126 orang per hari dengan volume pekerjaan pengerasan jalan sepanjang rata-rata 1,15 kilometer.
Untuk tahap pertama ini, padat karya difokuskan untuk desa Umbulrejo kecamatan Ponjong, Nglegi kecamatan Patuk, Botodayakan kecamatan Rongkop, Nglindur kecamatan Girisubo, Giricahyo kecamatan Purwosari dan Wilaged Kecamatan Karangmojo.

Grafis ///
Tahap I - Apr-Jun
Desa Volume Pekerja Realisasi Fisik Keuangan
Desa Umbulrejo Ponjong 1.150 meter 126orang/hr 84% 83,50%
Nglegi Patuk 1000 meter 126orang/hr 84% 84,13%
Botodayakan Rongkop 1.200 meter 126orang/hr 84% 84.13%
Nglindur Rongkop 950 meter 105orang/hr 42% 42.14%
Giricahyo Purwosari 1.200meter 105 orang/hr 70% 69.34%
Wiladeg Karangmojo 1375 meter 126 orang.hr 45% 44.21%
Tahap II - Jun-Agt : Natah Nglipar, Sidoharjo Tepus, Planjan Saptosari, Girisuko Ponjong, Pundungsari Semin, dan Karangmojo kecamatan Karangmojo
Tahan III - Sep-Nop : Mertelu Gedangsari, Plembutan Playen, Banjarejo Tanjungsari, Candirejo Semanu, Jurangjero Ngawen dan Gombang kecamatan Pojnong
Jenis Kegiatan : Pembuatan jalan desa
Dilaksnakan system kelompok
Upah pekerja : Rp 20.000 – Ketua Kelompok Rp25.000 – Tukang Rp 30.000,-
Anggaran : Rp 2,1 Milyar-keuangan APBD 2008 (Disnakertran)
Tahan yang digunakan untuk pembuatan jalan tidak ada ganti rugi.

Sumber : Disnakertran Pemkab Gunungkidul



Tidak ada komentar: