Kamis, 29 Mei 2008

Kapolda; "Anggota Berafiliasi Parpol, Semprit ! "


Bhayangkari Punya Hak Pilih dan Dipilih

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI : Kapolda DIY, Brigadir Jendral (pol) secara tegas menyatakan anggota polisi dilarang keras berafiliasi dan memihak salah satu partai politik dalam pemilu mendatang. Polisi yang sengaja atau tidak sengaja berafiliansi dengan partai politik akan kena semprit.
"Kami menegaskan sejak dini polisi berada diposisi yang netral. Kalau saya mendengar dan melihat ada anggota polisi terlibat dalam aktivitas partai maupun kampanye akanm saya semprit," tegas Kapolda DIY Brigjen (pol) … di sela acara bincang-bincang dengan Petinggi Polres Gunungkidul dan jajaran kapolsek.
Didapan Kapolres Gunungkidul AKBP Suswanto Joko Leleno, jajaran kapolsek, perwira dan anggota Polres Gunungkidul, Kapolda mengaskan posisi polisi di pesta demokrasi harus tetap pada posisi netral dan tidak memihak partai apapun. Polisi bertugas sebagai save keeper atau penjaga keamanan sekaligus pelindung masyarakat. Tugas polisi menciptakan ketertiban berlangsungnya pesta demokrasi. "Polisi harus bisa menjadi alat antisipasi kemungkinan terjadinya chaos dan keributan bahkan gontok-gontokan," tambah Kapolda pengganti Kapolda sebelumnya Brigjen (Pol) Hari Anwar kepada jajaran pejabat Polres Gunungkidul dan jajaran Kapolsek se Gunungkidul.
Untuk posisi istri polisi yang tergabung dalam organisasi Bhayangkari, menurut Kapolda, tetap memiliki hak penuh baiksebagai pemilih maupun dipilih. "Terlepas dari itu tetap ada ketentuan yang mengatur bagaiamana anggota bhayangkari yang terlibatan langsung dalam kancah politik bukan mewakili institusi dan organisasi namun sebgai diri pribadi," kata polisi pangkat bintang satu ini.
Pada acara seremonial dengan Kapolda DIY, beberapa anggota diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan saran, masukan dan pertanyaan mengenai apapun guna peningkatan kualitas pelayanan tugas polisi.
Aiptu Pariyadi, belasan tahun bertugas di baguan taud Polsek Ponjong ini berharap Polisi masa kini juga berperan selain pelindung dan pengayom masyarakat juga mengedepankan aspek pendidik. Paryadi mencontohkan dalam bertindak mengadapi pelanggar lalu lintas bisa lebih mengedepankan aspek pendidikan sebelum memutuskan pilihan untuk memberi tilang. "Pengalaman kami di lalulintas dulu itu justru lebih mengena, dan tidak begitu menimbulkan kebencian masyarakat terhadap korp polisi," kata Pariyadi.
Hal lain juga diungkapkan anggota Babinkamtibmas Polsek Rongkop yang berdekatan dengan perbatasan kabupaten Wonogiri. Dalam kesempatan berhadapan dengan komandannya, anggota Babinkamtibmas terawet di Gunungkidul meminta pelayanan kemudahan bagi masyarakat terkait urusan apapun. "Kami yang menjadi babin dan mau tidak mau berhadapan langsung dengan masyarakat kadang yang terkena sentil masyarakat lebih dulu. Untuk itu pelayanan apapun harus menghilangkan kesan dipersulit," katanya.
Menanggapi masukan anggota tersebut, Kapolda memberikan apresiasi. Pihaknya menegaskan, lembaga apapun yang memiliki diskresi hanyalah kepolisian. Meski hal itu tidak dibenrkan untuk disalah sartikan, namun dengan memahami, mengerti dan memaknai arti diskresi polisi diharap mampu mempertimbangan segala sesuatu keputusan dengan melihat faktor kepentingan yang lebih luas.

Dewan Minta Agustus Kades Bayaran

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

WONOSARI – Setelah perda yang mengakut kedudukan dan keuangan desa ditetapkan Rabu (27/5) dewan mendesak agar perda itu segera direalisasikan. Paling tidak selambat-lambatnya bulan Agustus mendatang kepala desa (kades) sudah harus bayaran. Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PDIP Supriyo Hermanto kepada Harian Jogja.
“Iniharu ssegera dipikirkan eksekutif untuk menyiapkan perubahan APBD guna menyikapi kondisi dan nasib kades saat ini,” tegas Polisii PDIP yang akrab dipanggil Manto, siang kemarin.
Manto menilai perda yang sudah ditetapkan menjadi salah satu komitmen bersama baik dewan dan eksekutif untuk memikirkan kesejahteraan kades dan perangkat desa. “Kamisudah dapat banyak banyak pertanyaan kapan perda tersebut muali direalisasikan,” imbuh Politisi asal Baran Rongkop ini.
Pernyataan senada juga diungkapkan anggota fraksi kesatuan Umat (FKU) Moh. Arief Darban ditemui terpisah Harian Jogja. Menurut Darban politisi PPP ini realisasi dan kejelasan dari pemkab perlu segera di sampaikan secara terbuka agar kades dan perangkat tidak kunjung bertanya-tanya. “Hal itu penting agar kades dan perangkatnay diberikan jaminan. Mengingat dengan ditetepkan perda desa itu belum ada kepastian untuk realisasinya, “ jelas Darban.
Pentingnya memberikan jaminan kepastian terhadap perangkat desa atas penghasilan yang akan diberikan, lanjut Darban, sebagaikeharusan mengingat mulai bulan Juni hingga Juli mendatang tengah musim orangtua menyekolahkan anak-anaknya. “Dengan memberikan kepastian maka akan sedikit membantu perangkat dan kades bisa tennag menghadapi cos anggaran menyekolahkan anak dibulan depan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul, Slamet menyatakan hal yang tak jauh beda. Sejak dini eksekutif diminta untuk segera menyiapkan tahap perubahan untuk beberaap mata anggaran dalam APBD 2008. “selain penting untuk realisasi penghasilan kades, APBD perubahan bisa membatu program-program lain bisa terlaksana paska kenaikan BBM yang otomatis berdampak paad kos anggraan yang lainnya,” kata Slamet.

156 Telaga Gunungkidul Mulai Kerring



55 lokasi sungai bawah tanah optimis atasi kekeringan

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
GUNUNGKIDUL – Memasuki musim kemarau 156 telaga yang tersebar di Kabupaten Gunungkidul sudah menunjukkan krisi air. Telaga di sejumlah loaksi bahkan sudah tidak lagi menyimpan air. Hanya sekitar 15 telaga yang masih terdapat air meski airnya sudah tidak layak dikonsumsi karena berwarna keruh.
Pernyataan itu disampaikan CB Supriyanto selaku kepala Kantor Informasi dan Komunikasi (inkom) Pemkab Gunungkidul kepada Harian Jogja.
"Meski hanay tingal 10 persen dari 156 telaga yang ada namun kondisi airnya sudah tidak layak dikonsumsi lagi," kata Supriyanto. 15 telaga yandari 156 telaga yang sudah tidak lagi menyimpan air tiga diantraanay adalah telaga Jonge dan telaga Semanu di kecamatan Semanu dan telaga Trowono di kecamatan Saptosari.
Namun demikian hal itu menurut Kepala Inkom tidak menjadi persoalan berarti karena pemkab Gunungkidul sudah menyiapkan pelayanan melakukan droping air ke sejumlah wilayah desa yang dirasa sudah mengalami kekringan. "Saat ini armada tangki milik pemkab sudah di stanbykan di sejumlahkantor kecamatan terdekat. Bahkan sudah disediakan anggaran melalui kecamatan setempat untuk mempercepat akses dropping air," kata kepal aInkom yang akrab dipanggil pak CB ini.
Terpisah, Sugeng Pratopo selaku Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (sobermas) mengaku hingga saat ini pihaknya baru mendapatkan pengajuan droping air untuk dua desa di kecamtan Tanjungsari. Dua desa tersebtu lantaran sebelumnya tidak masukdalam prediksi dan rencana program droping air bagi wilayah krisi air.
"Dau desa satu diantaranya Hargomulyo akhirnya akan kita back'up karena tidak tercover anggaran kecamatan karena baru tahun ini terlihat mengalami krisi yang lebih dari tahun sebelumnya," kata Sugeng Pratopo.
Sementara itu, pantauan Harian Jogja, beberapa telaga jusru nampak ditanami tanamana karena sudah tidak ada airnya lagi sejak awal masa tanam kacang lalu. Kondisi itu terlihat di beberapa titik telaga di kecamatan Panggang yang kini beralih menjadi lahan pertanian. "Keringnya telaga ini sudah sejak lama awal tahun lalu dan kini beralih ditanami kacang," kata Slamet Rayahu salah satu pengurus karangtaruna warga Panggang kepada HarJO, kemarin.
Pemandangan yang tak kalah beda juga didapatkan di telaga masuk Kecamatan Semanu yang kini dibiarkan telaga kering ini justru menjadi tempat bermain sepek bola karena tidak lagi setets air. Sepeti tahun biasanya, kalau saat telaga asat. Kita gunakan sepak bosa saja mas," ungkap Rahmad salah satu siswa SMP Semanu tak juah dari lokasi telaga Semanu.
Telaga Budegan terletak di Jalan Wonosari- Nglipar tepatnay di dusun Budegan Piyamn kecamatan Wonosari tidak lagi menyimpan air untuk difungsikan warga. Air yangterdapat di telaga Budegan tinggal tinggi mata kaki anak-anak. Ketika ditemui Harian Jogja beberapa waktu lalu, Nining, Bela, Agus siswa SD mengakui sudah lama telaga mengalami kekering an karena tidak turun hujan.
Gunungkidul simpan 55 lokasi kantong air terbesar
Sementara itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul memastikan Kabupaten Gunungkidul sebenarnya menyimpan sekitar 55 sungai bawah tanah yang potensial untuk mengatasi kekeringan yangmelanda tahunan ini. 55 lokaksi kantong air itu kini sudah dipetakan di beberapa kecamatan secaraterpisah dan merata.
"kami sudah pernah memiliki data titik kantong air dan sungai bawah tanah yang sudah dinyatakan air yang tersimpan layak dikonsumsi," kata Suwanto petugas di bagian sarana dan prasarana Bappeda kepada Harian Jogja, siang kemarin.
Dari 55 lokasi itu, menurut Suwanto, sudah ada lima titik yang sudah berhasil air di sungai bawah tanha sudah bisa diangkat dan bisa beroperasi. Lima titik itu adalah di kecamatan Semanu diantaranya Bribin I di desa Dadap ayu, sistem Seropan di desaq Ngeposari, dan Bribin II yang kini tengah dikebut. Sedang dua lainnya di Baron masuk Kecamatan Tanjungsari dan Ngobaran di Pantai Renean Saptosari.
Menurut Suwanto, sungai dibawah yang tersimpan di Gunungkidul, sedikitnya butuh pengeboran dalam kedalaman sekitar 104 meter kestabilan air diangkat bakal mengentaskan kekeringan yang melanda Gunungkiudl setiap tahun. "Namun lahi-lagi butuh dana besar untuk merealisasikan hal itu. Dan kita terus mencari investor yang siap menggarap," tambah Wanto.

1431 Padukuhan Digelontor 145.000 zak semen

Bantuan 375 drum aspal masih tunggu kesiapan desa

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI : Meski sempat mengalami kendala teknis, pengadaan terhadap penyesuaian harga baru karena kenaikan harga BBM bantuan stimulan semen Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Sobermas) 145.000 zak semen sudah didistribusikan ke 1431 padukuhan di Kabupaten Gunungkidul.
"Penyaluran bantuan stimulan sudah kami salurkan ke tingkat padukuhan melalui desa sepekan yang lalu," kata Sugeng Pratopo selaku Kepala Sobermas Pemkab Gunungkidul kepada Harian Jogja, siang kemarin.
Tercatat, dari 1431 padukuhan di 144 desa di Kabupaten Gunungkidul mendapat bantuan stimulan secara merata untuk pembangunan desa setempat sebagai upaya pemerintah mendorong terciptanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. "Untuk jumlah yang kita berikan tidak system pukul rata namun melihat kebutuhan masing-masing pedukuhan dan desa," imbuh Sugeng.
Sugeng menyatakan bantuan stimulan semen berjumlah 145.000 tersebut senilai Rp 5,063,981.000,- bersumber dari APBD 2008. Diakui Sugeng, jumlah semen yang didapatkan ditahun ini masih dibawah target seharusnya 160.000 zak. Menurut Sugeng, hal itu karena pelaksanaan lelang pihak rekanan terjadi kenaikan harga semen di pasaran yang cukup signifikan.
Dari penawaraan awal Rp 5,6 Milyar bisa turun lagi hingga menyisakan sekitar Rp 536 juta yang selanjutnya direncanakan untuk tambahan stimulan bagi pedukuhan dan desa yang memang dipandang perlu dilakukan penambahan. "Itu masih sebatas rencana kami perubahana anggrana pertengahan tahun nanti," tanda Sugeng.
Lebih jauh Sugeng menegaskan bantuan stimulan semen tahun ini secara juklak dioperasionalkan desa ke tingkat dusun berdasarkan verifikasi difokuskan untuk upaya pembangunan jalan cor blok dimasing-masing dusun. Sugeng berharap agar juklak tersebut menjadi perhatian serius kepala desa (kades) maupun dukuh sehingga pada pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah ditengah masyarakat. "Kami berharap masyarakat menjadi pelaksana langsung dalam mewujudkan partisipasi dalam desa sekaligus berperan langsung menjadi pengawas berjalannya program peningkatan pertisipasi pembangunana desa itu," katanya.
Untuk bantuan stimulant aspal, Dinas Sobermas belum akan gegabah untuk menyalurkan ke desa yang membutuhkan. Hal itu dimaksudkan bantuan stimulan 375 drum aspal masih menunggu kesiapan desa. Untuk bantuan stumulan aspal senilai Rp 405 juta target semula mendapatkan 400 drum aspal tidak tercapai. "Sama seperti semen. Saat pengadaan berjalan harga dipasaran naik dan anggrana Rp 405 juta hanya mampu untuk belanja barang 375 drum saja," jelas Sugeng.
Sementara itu, Ketua Komisi C DRPD Gunungkidul Bambang Eko Prabowo menyikapi penyaluran bantuan stimulan semen dan aspal di tahun 2008 ini. Pihkanya berharap agar Dinas Sobermas tidkak hanya berperan dalam pengadaan dan penyaluran tetapi pengawasan distribusi bantuan tetap harus dilakukan sebegai bentuk tanggung jawab dari program yang digulirkan. "Dinas jangan hanay jadi pihak penyedia saja, namun harus pro aktif baik dalam pengawasan dan pertanggungjawabannya," kata ketua komisi C dari fraksi PDIP.
Senada dengan Bambang Eko, Barid Hamroni anggota komisi C dari Fraksi Kesatuan Umat (FKU) menghimbau agar pengawasan bantuan semen dan aspal ini diperketat untuk menghindari gejolak yang terjadi ditengah masyarakat. Barid menilai pengawasan yang musti dilakukan dinas sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pendistribusian, sampai pada pertanggungjawaban.
Disamping itu, yang tidak kalah penting bagi politisi PKS ini, Dinas Sobermas juga melakukan sosialisasi kan bantuan tersebut seecra terbuka. Selama ini, lanjut Barid, banyak dijumpai bantuan yang didistribusikan pemkab Gunungkidul kepada masyakat sampai wilayah pelosok dianggap bukan dari bantuan pemerintah namun justru dari pribadi bupati.
"Saya sempat heran, dimasyarakat bawah bantuan yang diterima tahunya dari pribadi bupati. Maka Sobermas harus sosialisasi hal itu bahwa bantuan tersebut bantuan pemerintah untuk mendorong terciptanya partisipasi masyarakta sekligus membangun kembali semangat gotong royong pemkab bukan kesannya dari pribadi," kata politisi PKS.
Bantuan Stimulan Semen yang digulirkan merata di 18 Kecamatan Kabupetan Gunungkidul
Paliyan (7 desa ) : 609, 1163, 661, 895, 618, 770, 541 total :
Panggang (6 desa) : 683, 1126, 520, 763, 784, 917 total :
Playen (14 desa) : 420, 984, 781, 970, 879, 1340, 992, 753, 965, 1087, 404, 588, 679, 420 total :
Nglipar (8 desa) : 942, 695, 838, 685, 978, 671, 611, 942 total :
Wonosari (14 desa) : 989, 727, 617, 846, 1014, 891, 1040, 855, 591, 420, 839, 488, 509, 609 total :
Ngawen (6 desa) : 1169, 1358, 1436, 787, 1155, 1022 total :
Karangmojo (9 desa) : 522, 853, 1171, 1319, 1943, 1158, 1585, 1000, 601 total
Patuk (11 desa) : 689, 890, 596, 502, 615, 762, 1103, 576, 570, 515, 912 total :
Saptosari (7 desa) : 591, 567, 845, 605, 1334, 857, 930 total
Semanu (6 desa) : 1857, 1843, 1907, 1910, 2774 total :
Purwosari (5 desa) : 700, 525, 504, 891, 1027 total :
Semin (10 desa) : 700, 1077, 1557, 1115, 995, 923, 1546, 1804, 1482, 1293 total :
Ponjong (11 desa) : 1011, 1080, 1105, 1085, 1235, 1352, 1085, 1867, 849, 1067, 1272 total :
Tanjungsari 10 desa) : 1240, 1997, 1602, 1085, 856, 1623, 1825, 1062, 1272, 1887 total :
Tepus (5 desa) : 1623, 1825, 1062, 1372, 1887 total :
Rongkop (8 desa) : 1129, 1596, 745, 1188, 1200, 1167, 985, 1896 total :
Girisubo (8 desa) : 857, 887, 1134, 236, 547, 633, 1588, 1401 total :
Gedangsari (7 desa) : 1352, 605, 950, 1385, 1361, 725, 865 total :

Gunungkidul (144 desa) Total : 145.454.000 zak semen senilai Rp 5 063 981 000, -
Aspal 375 drum senilai Rp 400 juta belum disalurkan menunggu kesiapan masing-masing desa.
Sumber : Dinas Sobermas Kabupaten Gunungkidul

Wacana Koalisi Hadang BLT Menguat ?

FKU Minta Data Ulang, PDIP Himbau Kader Tolak BLT
Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI – Meskipun kerab terjadi perbedaan dan sikap politik, dua fraksi FKU dan PDIP akhirnya satu pemikiran kritis terhadap program Bantuan Langsung Tunai yang tengah dipersiapkan Pemkab Gunungkidul untuk digulirkan bagi warga miskin di Gunungkidul.
Dua kekuatan suara tersebut adalah Fraksi Kesatuan Umat yang didalamnya terdapat beberapa unsur Partai Persatuan Pembangunan (P3). "Kami sejak awal konsiten menilai program BLT itu syarat dengan program pembodohan dan membuat mental umat menjadi rapuh," kata anggota dewan yang diusung PPP Moh. Arif Darban mesikapai BLT.
Kepada Harian Jogja, Darban menilai program BLT sangat disayangkan karena justru membuat lumpuh potensi dan kegigihan yang sebenarnya dimiliki masyarakat. Selanjutnya Darban menghimbau agar pemerintah Gunungkidul bersikap untuk kepentingan lebih luas dengan mempending penyaluran BLT, sebelum ada keseriusan pemerintahuntuk melakukan pendataan yang baru.
Terkait dengan wacana menggalang koalisi tolak BLT, Darban mengaku belum berpikitr sampai kesana. "Intinya sebenarnya kami tegas menolak karena tidak program BLT tidak menuntaskan kemiskinan yang terus bertambah," imbuh Darban.
Hal senada ditegaskan anggota dewan yang diusung PKS, Ir Imam Taufik yang juga menjabat posisi Ketua FKU. Program BLT yang pernah gagal ditahun 2005 justru kembali diulang ditahun ini. "Saya menyayangkan kenapa tidak diwujudkan dalam bentuk lain seperti bantuan modal pinjaman tanpa bunga terhadap kelompok usaha kecil, padat karya atau format baru yang lebih mendidik moral bangsa," kata Taufik.
Pada kesempatan tersebut, anggota dewan dari PDIP Supriyo Hermanto tegas menyebutkan bahwa sejalan dengan Partai yang dipandegani Megawati Sukarnoputri, partainya keras melarang tolak BLT. Keputusan partai banteng moncing putih ini oleh Hermanto langsung disisialisasikan sampai jajaran bawah.
"Kami menegaskan sikap PDIP masih konsisiten untuk kepentingan yang jauh lebih besar. BLT satu-satunya program tidak memiliki komitmen kemandirian, sikap kami tetap menolak BLT. Kami menyerukan kepada jajaran kader PDIp untuk menolak BLT demi kepentingan yang jauh lebih luas dan semangat kemadirian kader PDIP," kata Manto yang juga ketua fraksi PDIP.
Ketika Harian Jogja menanyakan kemungkinan muncul koalisi tolak program BLT belum memiliki sikap sampai kesana. (end)

Angin Kencang, Nelayan Kurangi Jarak Tempuh

Kapal Pacitan Terdampar Di Pantai Sadeng
GIRISUBO - Nelayan Pantai selatan di Gunungkidul lagi-lagi terganggu dengan kondisi alam dan perubahan cuaca kali ini. Angin laut yang sangat kencang membuat para nelayan tidak bias menempuh jarak maksimal dan berdampak pada hasil tangkapannya.
Kondisi ini terjadi pada nelayan di beberapa pantai diantaranya Pantai Sadeng, Pantai Siung, Wediombo, dan Pantai Baron sebagaimana pantauan yang dilakukan Harian Jogja, kemarin. Akibat aktivitas nelayan terganggu angina kencang maka berdampak pada hasil tangkapan ikan.
"Anginya sangat kencang dan sangat membahayakan perahu nelayan," kata Giyono dikonfirmasi koran ini. Jiak dalam kondisi aman, Giyono mampu mendapatkan hasil tangkapan sekitar lebih dari 60 kg ikan, untuk kondisi alam yang menghambat seperti saat ini hasil tangkapan hanyamampu sekitar 30an kg.
Giyono menambahkan, para nelayan sudah mendapat himbauan dari Tim SAR agar lebih waspada dengan kondisi angin yang kurang bersahabat saat ini. Namun demikian nelayan mengaku terpaksa nekad melaut meski harus mengurai jarak tempuhnya.
"Saya sendiri terpaksa nekad karena sebenarnay saat ini ikan sedang mudah ditangkap selain karena kami terdesak untuk mengejar kebutuhan hidup," tambah Miyem salah satu istri nelayan.
3 Hari Kapal Pacitan Terdampar
Sementara itu, nelayan dibantul Tim SAR Korwil I untuk eilayah Pantai Sadeng, Wedi ombo, dan pantai Siung berhasil mengevakuasi satu kapal nelayan Pacitan yang tengah terdampar di tengah lautan.
Meski seluruh awak kapan berhasildi selamatkan, namun awak kapal berjumlah 3 orang ini langsung mendapatkan pertolongan medis setelah kondisi tubuhnya lemas akibat tercatat selama tiga hari mengalami mabok laut dan mengapung-apung ditenghhalauitan tak jauh dari Pantai Sadeng.
Setelah mendapat pertolongan medis, ketiga awak langsung diserahkan pihak keluarag dan perwakilan nelayan Pacitan utnuk dipulangkan. Sedang hingga sore kemarin, kapal nelayan asal Pacitan masih berada di dermaga Pantai Sadeng.
"Semua selamat dan sudah kami pulangkan melalui nelayan Pacitan dan pihak keluarga setelah mendapat pertolongan medis," kata Subowo Komandan Korwil I Tim SAR Gunungkidul ketika dikonfirmasi Harian Jogja.

Utang menumpuk, Evakuasi Korban Dihentikan

GIRISUBO – Kecemasan keluarga korban laka laut pantai Siung Girisubo Gunungkidul belum terjawab. Tim SAR Korwil I sejak kejadian Minggu (25/6) hingga kemarin melakukan pencarian memtuskan untuk menghentikan upaya evakuasi karena anggaran operasional sudah habis.
"Kami terpaksa mengentikan uapay evakuasi dan menarik semua personil yang sejak Minggu kami terjunkan," kata Subowo selaku Komandan Korwil I Tim SAR Gunungkidul, kemarin.
Melalui ponselnya Bowo memastikan upaya evakuasi belum juga berhasil menemukan korban laka laut bernama Sugeng (19) warga desa Puwodadi kecamatan Tepus yang tercebur kelaut dari ketinggian atas bukit saat dirinya memancing ikan.
Alasan pengentian evakuasi Tim SAR lebih pada alas an nomboknya biaya operasional dalam proses evakuasi. Menurut Bowo, sampai hari keempat pencarian korban laka laut Tim SAR Korwil I sudah nombok dan bon yang menumpuk.
"Sampai saat ini bon yangharus kami tanggung sekitar Rp 2,130 juta sebagai biaya operasional evakuasi," tambah Bowo kepada Harian Jogja. Nilai tombok itu, lanjut Subowo sudah termasuk anggaran untuk membeli bahan bakar kapal yang digunakan dalam penyisiran selama empat hari ini.
Korwil I Tim SAR selanjutnya hanya bisa berharap korban laka laut ini muncul ke permukaan pada hari kelima nanti. "Berdasakan keterangan sejumlah saksi kejadian, korban saat itu menggunakan jaket tebal dan celana jeans sehingga sangat berpengaruh pada berat yang menghambat korban bias terangkat ke permukaan laut .
Sementara itu kepada pihak keluarga Tim SAR menyatakan sudah berupaya maksimal mencari keberadaan korban dan mengajak tetap menunggu harapan di hari kelima sebagaimana korban biasanya muncul ke permukaan. (HARIAN JOGJA/END).

Kades Raub Penghasilan Rp 2,5 juta / bulan

Kades dituntut tingkatkan kinerja dan berantas korupsi

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI – Tahun 2008 merupakan tahun keberuntungan bagi kepala desa (kades) di Kabupaten Gunungkidul. Jabatan kades bakal meraup penghasilan sedikitnya Rp 2,5 juta per tahun.
Nilai penghasilan kades tersebut diketahui dari penghasilan yang bakal diterimakan setelah DPRD Gunungkidul mencapai kata sepakat dengan Pemkab Gunungkidul dituangkan dalam Peraturan Daerah (perda) yang ditetapkan, Rabu (28/5) pagi kemarin.
Perda yang mengatur empat hal penting tentang Kedudukan Keuangan kepala Desa, Pedoman kerjasama Desa, Pedoman badan usaha milik desa dan Perusahaan Daerah BPR Bank Daerah Gunungkidul menyepakati tambahan penghasilan untuk perangkat desa.
Poin penting Perda, untuk penghasilan kades ditetapkan Rp 900 ribu, Sekretaris Desa (Carik) Rp 700 ribu, Kepala Urusan atau kepal Bagian Rp 650 ribu, kepala dusun (dukuh) Rp 600 ribu sedangkan untuk staf perangkat desa Rp 590 ribu. Penghasilan tersebut bukan merupakan final. Kades masih diberikan penghasilan dalam bentuk pengelolaan jatah tanah bengkok dan tambahan lain diatur dalam masing-masing aturan desa mengacu prosedur dan mekanisme yang memeprbolehkan adanya penghasilan tambahan diluar penghasilan tetep yang diperoleh dari pemkab.
Ditemui Harian Jogja usai membacakan pendapat akhir Fraksi PDIP diRapat Paripurna pagi keamrin, Heri Dwi Haryono menegaskan penghasilan untuk 144 kades rata-rata bisa meraub paling tidak Rp 2,5 juta dalam sebulan.
Angka tersebut menurut perkiraan Heri dari penghasilan tetap bersumber dari pemkab Gunungkidul Rp 900 ribu, tanah lungguh atau tanah bengkok rata-rata 5 hektar per kades yang diprediksi kotor bisa mencapai Rp 500ribu dan sisanya penghasilan lain yang tidak mengikat dari pendapatan desa. "Pantauan saya penghasilan kades bisa mencapai Rp 2,5 juta. Untuk itu kinerja tugas dan tanggungjawab harus sejalan dengan kenaikan penghasilan ini," kata anggota komisi B dari fraksi PDIP ini.
Pada kesempatan parupurna, pendapat akhir Fraksi Kesatuan Umat (FKU) menyatakan persetujuan dengan beberapa catatan peningkatan kualitas kades yang hasil berani melawan segala bentuk dan tawaran melakukan tindak korupsi di tingkat local sejalan dengan penghasilannya yang makin meningkat.
"Kami melihat di tahun-tahun lalu tidak sedikit kasus korupsi melibatkan kades dengan perangkatnya. Untuk itulah kami menghimbau agar kades dan perangkat desa menjadi garda depan dalam memerangi segala bentuk korupsi," tambah Ketua FKU Ir Iman Taufik.
Terkait dengan penghaislan tambahan dari penegolaaan tanah lunguh, FKU bersikap agar hal itu menjadi catatan penting untuk segera disikapi. "Ini harus secepatnya diatur karena pengelolaan tanah lungguh ini potensi menimbulkan konflik dimana dalam Perda No 11 tahun 2002 menjadi penghasilan tetap sementara dan didraf raperda belum mengatur," tambuh Sekretaris FKU Abdurrahim kepada HarJo.
Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dalam pendapat akhirnya menyutujui Raperda disyahkan menjajdi Perda yang mana desa diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan memiliki Bada usaha milik desa. "Terutama bagi pertumbuhan ekonomi BUMdes sekaligus harus bisa menopang pemberdayaan usah ekonomi yang lebih terencana, sistematis dan menyeluruh," kata ketua Frkasi Arif Setiadi.
Sementara itu, dalam pandangan akhir Fraksi Partai Golkar berharap agar keputusan perda ini segera disosialisasikan ke tingkat stageholderbaik kecamatan dan desa agar segera dipahami. Terkait dengan tanah lungguh bagi penghasilan tambhana perangkat desa, FPG menilai jatah tanah bengkok dalam waktu dekat harus melekat sebagai penghasilan tetap kades dan perangkatnya.
"Namun kami berharap untuk desa yang belum memiliki tanha lungguh atau bengkok untuk diambil langkah-langkah bijaksana agar mencapai kata keadilan. Kami minta gara Perda ini segera ditindaklanjuti surat keputusan kepala daerah sebagai aturan pelaksanaandan penghasilan kades dan perangkat dibayarkan tipa bulan," kata Ketua FPG Marsiyono.
Terpisah Kades Kepek Wonosari Bambang Setyawan menyambut baik raperda yang sudah ditetapkan menjadi Perda. "Kamimenyambut gembira karena finalisasi Perda itu sangat berdampak bagi kesejahteraan dan nasib perangat desa. Kami berharap perda itu secepatnya bisa direalisasikan agar kami makin optimal menjalankan tugas kami," tegas Bambang mewakili Kades di kecamatan Wonosari.
Grafis : Penghasilan Kades dan Perangkat Desa
1. Penghasilan tetap
2. Penghasilan tambahan (pengelolaan jatah tanah lungguh/bengkok)
3. Penghasilan tambahan lain dari sumber ketentuan masing-masing desa yang tidak mengikat.
(Sumber hasil repotase HarianJogja)

Anggaran Perawatan Rumdin Perlu Dicoret

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
Wonosari : Banyaknya pejabat pemkab nglaju dari luar Gunungkidul mencuri perhatian kalangan dewan. Selain nglaju dinilai sebagai bentuk pemborosan, anggaran pemeliharaan dan perawatan rumah dinas (rumdin) perlu dicoret.
"Kalau memang yang bersangkutan ngeyel bersikeras tidak mau menempat rumdin lebih baik pemeliharaan rumah dinas dicoret saja. Percuma mengalokasikan anggaran untuk sesuatu hal yang tidak bermanfaat," kata Heri Nugraha anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar, ditemui Harian Jogja, kemarin.
Heri menegaskan himbauan mencoret pos anggaran pemeliharaan dan perawatan rumdin yang setiap tahun terdapat dimata anggraan dalam APBD diniali tidak bermanfaat. Kenyataannya, lanjut Heri, rumdin tidak dimanfaatkan dan pejabat dari luar daerah lebih memilih nglaju.
"Untuk itu kami minta anggaran perawatan dan pemeliharaan rumdin tahun ini harus dipending," tegas politisi Partai Golkar. Anggota Komisi D menilai apabila anggaran perawatan dan pemeliharaan justru menjadi beban daerah yang perlu segera mendapat respon.
Hal senada diungkapkan ketua Fraksi PDIP Supriyo Hermanto ditemui terpisah Harian Jogja. Supriyo mengaku kuwalahan dengan pejabat yang tidak bersedia bertempat di rumdin. Menurut Manto, pejabat nglaju tidak hanya sekedar bentuk pemborosan tapi sebagai bentuk tidak konsekuennya pejabat melaksanakan tugas dalam mendekatkan diri dengan lingkungan dan pekerjaannya.
"Selain anggaran perawatan dan pemeliharaan rumah dinas perlu dicoret mobil dinas plat merah perlu dikandangkan dan digunakan untuk kepentingan dinas," kata Manto. Pihaknya mengaku kerab mendapatkan mobil dinas plat merah yang dioperasionalkan untuk kepentingan pribadi diluar jam dinas bukan untuk kepentungan tugas kedinasan.
Untuk rumah dinas yang tidak dihuni pejabat, Manto memandang pejabat terkait perlu memberikan alasan tidak bersedianya bertempat di rumah dinas. "semua kembali pada keseriusan pejabat. Mustinya rumdin dihuni sehingga tidak perlu nglaju ditengah BBM mahal ini," tambha Manto.
Sekedar diketahui, pantauan anggota dewan terdapat rumdin yang tidak dihuni pejabat yang lebih memilih nglaju, diantaranya rumah dinas Sekda Gunungkidul, 18 rumah dinas camat Gunungkidul, dan puluhan rumdin kepala puskesmas di tingkat kecamatan meski jajaran pejabat Muspida Gunungkidul justru lebih terlihat tertib.

Evakuasi Korban Laka Laut Tetap Berlanjut

GIRISUBO – Upaya Tim SAR Pantai Siung di Kecamatan Girisubo Gunungkidul tidak patang menyerah. Meskipun satukorban laka laut bernama Sugeng (19) warga Purwodadi Kecamata Tepus Gunungkidul belum diketahui nasibnya, proses evakuasi korban masih terus berlangsung.
"Kami masih berada diloaksi kejadian dan terus memantau perkembangan demi perkembangan upaya evakuasi tim SAR, " kata H Bambang Isbandi selaku tim dari Kantor kesbanglinmas Pemkab Gunungkidul dihubungi Harian Jogja, petang kemarin.
Menurut Bambang, sampai petang kemarin kerja keras tim SAR Pantai Suing belum menunjukan adanya tanda-tanda yang memuaskan pihak keluarga korban yang masih panic mencari keberadaan Sugeng.
Kepada petugas, Pihak keluarga yakin bahwa Sugeng mengalami kecelakaan laut saat dirinya memancing ikan melalui atas tebing di Pantai Suing. "Kami yakin anak kami kecelakaan. Kami sudah mencari kemana-mana tidak juga menemukan," kata kerabat korban dilansir petugas personil Kesbanglinmas bernama Widayat.
Menurut pihakkeluarag sejak berpamitan hendak memancing di Pantai Siung, Senin (26/5) korban tidak pulang. Uapay keluarag untukmencari keberadaan Sugeng sudah tidak kurang-kurang. Sejumlah rumah saudara, kenalan dan teman mengaku tidak mengetahui Sugeng berada dan keluarga meyakini Sugeng mengalami kecelaaan laut terjatuh dari tebung bukit tempat biasa memancing.
Ditambahkan Bambang, hingga sore kemarin diilokasi kejadian petugas gabungan tim SAR dan Kesbanglinmas tidak menemukan peralatan pancing milik Sugeng. "Tapi tim SAR masih teurs berupaya keras untuk mencari keveradaan Sugeng dengan menyisir pantai Siung dan mengerahkan beberapa personilnya untuk pencarian dilaut," imbuh Bambang.
Kepada Kesbanglinmas Gunungkidul Sujono salah satu Tim SAR Pantai Siung teRUS melakukan koordinasi dan mealporkan perkembangan yang terus ditemukan Tim SAR. "Kondisi gelombang tenang dan tidak mengganggu proses evakuasi tim SAR," kata Sujono berkode luma satu Pantai Siung sebgaimana terekam dalam laporan HT Kesbanglinmas Gunungkidul. (HARIAN JOGJA/ END)

Usul Dishub Ditolak

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI – Hasil pertemuan Dinas Perhubungan Pemkab Gunungkidul dengan sejumlah elemen organisasi angkutan umum, baik angkutan desa (angdes) dan angkutan kota (angkot) siang kemarin dikantor Dishub selama dua jam belum tidak menghasilkan keputusan apapun.
Draf rencana kenaikan tarif angkutan baru yang ditawarkan Dishub untuk tariff angkot dan angdes pasca kenaikan BBM justru mengandang kekecewaan dikalangan awak angkot yang dinilai masih dirasa merugi dengan system perhitungan rumus yang digunakan Dishub untuk menentukan tariff baru yang real.
"Kami merasa kebertaan dengan rumus penghitungan dishub karena belum memberi perhatian bagi kami baiksebagai pengusaha maupun awak angkutan," kata Aji Suryo selaku wakil dari Paguyuban Angkutan Pedesaan Baran Munggi Semanu (BMW) kepda Harian Jogja, sore kemarin.
Menurut Aji, penggunaan rumus untuk dasar menentukan kenaikan tarif angdes mengancam puluhan armada tidak bias beroperasi karena nombok. Ini terlihat dari tingkat kenaikan yang masih diangap belum seimbang denga besarnya biaya operasional angkutan pedesaan.
Untuk menentukan kenaikan tariff angdes Dishub manggunakan patokan angkutan berisikan 70 persen penumpang. Padahal kondisi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan dimana penumpang pedesaan tidak sampai berisikan 70 persen. "Rumus itu tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Jadi kami masih keberatan," tambah Aji mewakil 40 awak jurusan Wonosari-Baran-Ngrancah.
Dalam rumus perhitungan dishub tersebut, kenaikan tariff baru tidak lebih dari Rp 1000. "Padahal sampai saat ini kita menaikkan tariff Rp.1000 hasilnya masih mepet," imbuh Aji yang memastikan angdes untuk beberapa jalur jurusan juag menyatakan kebertaannnya. Lebih lanjut, Aji menjelaskan kenaikan tariff baru angkot sebesar Rp 1000 untuk semua tujuan tidak membuat penumpang keberatan. "Tidak ada masalah sebenarnya. Penumpang justru lebih pengertian dengan kondisi sopir angkot dan kondisi ditengah terjepitnya biaya operasional," katanya.
Demikian yang terjadi pada angkot. Singkir salah satu pengurus Paguyuban Anguktan Kota Handayani (PAKH) kepada Harian Jogja, sore kemarin menyatakan keberatan dengan draf dishub ini.
Mewakili PAKH, Singkir mengaku kenaikan untuk tariff angkot sebenarnya sangat rumit bagi kalangan angkot. Ini tak lain arena posisi angkutan kota dalam kondisi yang dirugikan karena tariff yang memberatkan bakalmempengaruhi pasar penumpang angkot. "Kalau kita tidak hati-hati dengan menaikkan tariff angkot lebih dari Rp.3000 penumpang kami pasti lebih memilih ojeg untuk kepentingan angkutan ke kota ," kata Singkir ditemui HarJO di pangkalan angkot di Siyono, sore kemarin.
Kondisi tersebut membuat angkot harus kembali mendalami lagi kebijkan kenaikan tariff baru. "Kami akan membahas lagi dengan teman-teman atas draf dishub ini," ungkap Singkir. Selama ini, lanjut Singkir, tariff angkot sebelum kenaikan BBM yang menjadi ketapan pemerintah Rp 2000 untuk umum dan 1000 untuk pelajar tidak berjalan maksimal karena memperhatikan penumpang tetep (langganan) yang hanya memberi Rp.1500,- untuk umum.
‘Prateknya kami hanya berani menarik Rp 2000 dari tariff baru yang ditetapkan Rp.2500," keluh Singkir. Draf yang diajukan dishub untuk rencana kanaikan tariff angkot Rp 2500 untuk penumpang umum dan Rp 1500 untuk pelajar.
Sementara itu, Aditya Prasetya selaku DPD Organisasi Angkan Darat (organda) Gunungkidul menyambut baik komitmen Dishub Gunungkidul yang mengakomodir semua elemen organisasi dan paguyuban angkutan yang di Gunungkidul. Pihaknya menilai bahwa bisnis angkutan darat merupakan termasuk bisnis padat karya yang menyangkut banyak hal termasuk pemenfaatan potensi tenaga kerja local.
"Kami berharap dishub, Pemkab Gunungkidul juga DPRD Gunungkidul nantinya pihak pengusaha armada angkutan umum juga menjadi pertimbangan dalam pembahasan kenaikan tariff ini," kata Adit pengusaha Maju Lancar.
Menurut Didit, ancaman mogok angkutan dinilai tidak efektif untukitu pihkanay mengajak semua pengusaha angkutan agar membahas kenaikan tariff tanpa harus melakukan aksi mogok. Pertemuan anatara paguyuban angkutan, organda dan dishub siang keamrin belum menghasilkan hasil apapun keputusan. Rencananya akan dilanjutkan pada Kamis (29/5) mendatang.

Rencana Kenaikan tarif angdes (semua jurusan)
Tawaran Dishub : Rp.179, 97 / km
Tuntutan Pengusaha dan wak Rp 250 / km
padahal saat ini dari 7000 naik 8000 penumpang tidak keeratan.
Rencana Kenaikan tarif angkot
Tarif lama : Rp. 2000 penumpang umum , Rp 1000 untuk pelajar
Tarif baru : Ro 2500 penumpang umum , Rp 1500 untuk pelajar
Pada dasarnya angkot masih keberatan, tapi tacit penupang lebih pilih ojek yang dianggap lebih murah.


Petugas Unit Identifikasi Reskrim Polres Gunungkidul tengah melakukan identifikasi sejumlah tulang yang ditemukan di komplek hutan Jati RPH Panggang Gunungkidul sebelum tulang-tulang ini dikirim ke RS Sardjito Jogja untuk kepentingan otopsi. (HARIAN JOGJA / ENDRO GUNTORO)

Kerangka Manusia Ditemukan Dihutan Jati

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
PANGGANG – Kerangka manusia ditemukan berserakan dikomplek hutan jati RPH kecamatan Panggang Gunungkidul berjarak sekitar 20 meter dari tepi jalan raya. Kerangka yang sudah terpisah dan berserakan ini ditemukan warga setempat, Senin (26/5) kemarin sekitar 16.30 wib.
Petugas Unit Identifikasi Satuan Reskrim Polres Gunungkidul yang melakukan identifikasi sampai siang kemarin belum dapat mengungkap identitas kerangka tersebut.
"Kami masih terus mengumpulkan data dan informasi ditahap penyelidikan ini untuk mengungkap identitas kerangka mayat tersebut," kata Kapolres Gunungkidul AKBP Drs Suswanto Joko Lelono dikonfirmasi Harian Jogja, siang kemarin.
Menurut Kapolres, identifikasi yang dilakukan petugas Unit Identifikasi menunjukkan dugaan kuat kerangka manusia berjenis kelamin perempuan. Selain ditemukan beberapa tulang manusia termasuk kerangka bagian kepala, petugas menemukan beberapa barang lain diduga kuat milik korban.
Beberapa jenis barang tersebut diantaranya pakaian yang sudah lusuh, sepasang sandal bermerk Guest warna hitam berukuran 37, jam tangan model perempuan dan dua perhiasan berupa gelang emas yang kini diamankan petugas Satuan Reskrim Polres Gunungkidul.
Petugas semakin dibuat curiga setelah menemukan cairan didalam botol tidak jauh dari titik lokasi kerangka ditemukan. Hingga kemarin petugas belum bisa memastikan apakah cairan di dalam botol minuman tersebut mengandung racun atau tidak.
Sementara itu, untuk kepentingan identifikasi lebih lanjut kerangka mayat tersebtu langsung dikirim ke RS Sardjito Jogja untuk dilakukan otopsi medis. "Siang ini kerangka kami kirim ke Forensik RS Sardjito untuk kepentingan otopsi," kata kasat Reskrim AKP Mugiman kepada HarJO. Menurut Mugiman butuh waktu lama untuk mengungkap identitas mayat.
Apakah kerangka mayat tersebut korban bunuh diri atau pembunuhan, Satuan Reskrim Polres Gunungkidul belum bisa memastikan. Ditambahkan AKP Mugiman, sampai hari kemarin pihaknyabelum pernah mendapatkan adanya laporan kehilangan anggota keluarga.
Penemuan kerangka mayat manusia di Gunungkidul ini bukanlah pertama kali terjadi, sebelumnya kerangka tangan disusul temuan kerangka bagian lain di tempat terpisah juga pernah temukan disalah satu alas didaerah perbukitan di kecamatan Gedangsari tahun 2007 lalu. Dugaan korban mutilasi dan dugaan menjadi korban binatang buas saat itu sempat mencuat, meski belum ada hasil dan kepastiannya.

Ngarak Tombak - Sejumlah abdi dalem mengarak pusaka tombak dan simbol-simbol Kabupaten Gunungkidul menuju Bangsal Sewokoprojo Pemkab Gunungkidul. Acara ini menjadi puncak dari kegiatan peringatan hari jadi Kabupaten Gunungkidul ke-177 yang berlangsung, Selasa (27/5) bertepatan dengan mengenang bencana gempa bumi dua tahun lalu.
(HARIAN JOGJA/ENDRO GUNTORO)

Koperasi Pegawai Diacak-Acak Pencuri

WONOSARI – Koperasi Pegawai RI (KPRI) dibobol kawanan pencuri. Kasi neakad ini dikethaui pagi harinya, Senin (26/5) sekitar pukul 07.00 oleh penjaga malam bernama Saliyo.
Awalnya saksi curiga dengan kondisi ruang koperasi yang sudah berantakan. Karena kondisi tersebut memicu kecurigaan maka saksi melaporkan hal itu beberapa atasan dan pengurus koperasi.
"Pagi itu itu saya baru membuka pintu dan barang-banarg sudah berantakan," kata Saliyo penjaga malam yang menadi saksi kejadian menuturkan kepada petugas saat olah tkp berlangsung.
Namun demikian, hingga olah tkp yang yang dilakukan petugas Polres Gunungkidul bilai kerigiana belum bisa dipastikan. Satu barang yang suadha dipastikan hilang berupa kipas angin.
Sementara, sejumlah uang yang tersimpan di tempat semual masih utuh. "Uniknya selembar pun uang itu tidak hilang. Mungkin pelaku tidak tahu tempat uangnya," imbuh Saliyo.
Dokonfirmasi koran ini, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Mugiman membenarkan adanya kejadian btersebut. " Oalh tkp sudahkota lakukan sambil mengeahui nilai kerugian yang ditmbulkan kita tindalkanjuti dengan langakh penyelidikan," kata Mugiman. (Harian Jogja/end)
EndroGuntoro & RoySuryo
dalam sebuah pertemuan

Usia 177 Tahun Dibawah 24 Bupati

Gunungkidul Dari Tumenggung Poncodirjo Hingga Bupati Suharto

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI – Peringatan hari jadi Kabupaten Gunugkidul ke 177 tahun yang jatuh pada hari ini (27/5) tercatat 24 pemimpin pernah menjabat sebagai Bupati Gunungkidul sejak berdiri pada 27 Mei 1831 silam. Bupati I dijabat Tumenggung Poncodirjo sampai saat ini tongkat estafet di tangan dwi tunggal Gununkidul Suharto dan Badingah.
Untuk melengkapi serangkatan peringatan hari jadi tersebut jajaran pejabat dan Muspida Gunungkidul dipimpin wabup Hj Badingah Ssos, siang kemarin menggelar ziarah ke makam Bupati I Tumenggung Poncodirjo di pemakaman umum di dusun Pati Desa Genjahan Kecamatan Ponjong.
"Ziarah ini merupakan tradisi yang turun temurun dipupuk setiap peringatan Hari Jadi Gunungkidul," kata wakil bupati Gunungkidul Hj Badingah Ssos kepada Harian Jogja memimpin ziarah.
Ditambahkan Badingah, ziarah yang digelar rutin setiap peringatan hari jadi ini dimaksudkan untuk mengenang jasa dan perjuangannya membanguan Gunungkidul.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Informasi dan komunikasi Pemkab Gunungkidul CB Supriyanto memberikan riwayat dan sejarah singkat berdirinya Gunungkidul dibawah pimpinan Bupati Poncodirjo.
Menurut Supriyanto, Gunungkidul berasal dari hutan dan alas yang belum banyak warag yang bermukim. Hanya beberapa titik lokaksi pemukiman yang saat itu terdapat penduduknya seperti daerah utara (saat ini kecamatan Nglipar), daerah wilayah timur (saat ini Karangmojo, Genjahan -sekarang ponjong- dan Semanu.
Dijelaskan Supriyanto, dari empat wilayah ini hanya Genjahan yang sudah nampak tertata baik penduduk dan sistem pemerintahannya. Dari pemimpin Poncodirjo inilah beberapa kali pertemuan antar pimpinan wilayah menyimpulkan semacam kesepatakan untuk satu tujuan mesejahteraan rakyat.
Namun semangat Poncodirjo ini sempat terhalang setelah menderita sakit mata hingga harus dibantu Panji Harjodipuro dari wilayah Semanu untukmenjalankan tugasnya. Sampai akhir hayatnya, Poncodirjo akhirnya dimakamkan di pemakaman setempat dan kepemimpinan dilanjutkan Raden Tumenggung Prawirosetiko sebagai Bupati ke II," sejarah ini yang saat ini tidak setiap waag Gunungkidul mengetahui.
Dalam acara ziarah keamrin, sejumlah pejabat dan Muspida Gunungkidul bergiliran menabur bunga dan memanjatkan doa dimakam Tumenggung Poncodirjo yang tertulis suryo sengkolo dengan tulisan "Nyoto wignyo manggalaning noto" atau tahun 1831 dan condrosengkolo "Hanyipto tumataning swaprojo" yang berarti tahun jawa 1758 dimaksudkan sebagai pertanda Bupati I Gunungkidul.
Sekedar diketahui, 24 pemimpin yang pernah menjabat SEBAGAI Bupati Gunungkidul dalam usianya ke 177 atau 1831 Mas Tumenggung Poncodirjo, Raden Tumenggung Prawirosetiko, Raden Tuemnggung Suryokusumo, Raden Tumenggung Cokrokusumo, Raden Tumenunggung Padmonegoro, Raden Tumenggung Danuhadiningrat yang diketahui dalam buku sejarah Gunungkidul memimpin sampai 1901.
Tahun 1914 sampai 1930 dipimpin Raden Tumenggung Wiryodiningrat, tahun 1930 sampai 1935 dibawah bupati KRT Judodiningrat, tahun 1935 sampai 1944 KRT Pringgodiningrat. (1944 – 1945) KRT Joyodiningrat dan KRT Mertodiningrat .
Tahun (1945 -1946 dijabat KRT Dirjodiningrat, Tahun 1946 – 1947 dijabat KRT Tirtodiningrat, 1947 – 1949 oleh KRT Suryaningrat, 1949 – 1952 oleh KRT Labaningrat (),1952 – 1955 oleh KRT Brataningrat, tahun 1955 – 1958 oleh KRT Wiraningrat, dan 1959 -1974 dijabat KRT Joyodiningrat,
Semenatar itu ditahun 1974 – 1984 pemerintahan di peganag Ir Darmakum Darmokusumo, 1984 – 1989 dijabat Drs KRT Sosrohadiningrat. Sedangkan untuk tahun 1989 – 1994 Ir Soebekti Soenarto memimpin sebagai Bupati Gunungkidul, dan pada 1994 – 1999 dijabat KRT Harsadiningrat. Drs Yoetikno dan wakilnya Drs Subechi MM menjabat Bupati ke 23 ditahun 1999 – 2004) dan tahun 2005 sampai 2010 nanti dibawah Suharto Sh dan Hj Badingah Ssos.
Masuk Musim Kemarau - memasuki musim kemarau beberapa telaga di Gununkgidul tahun ini sejumlah telaga yang biasa digunakan untuk kepentingan warga mulai kering. Demikian telaga di Budegan Piyaman kecamatan Wonosari ini nampak menjadi tempat bermain anak-anak mencari ikan karena hanya menyimpan air setinggi mata kaki. (endro Guntoro)

BLT Gunungkidul belum bisa dicairkan

Penerima meninggal dan pindah Kartu ditarik
Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI : Hingga akhir bulan Mei 2008 ini Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk rumah tangga miskin kabupaten Gunungkidul belum bisa dicairkan pihak Kantor Pos Gunungkidul. Kantor Pos masih menunggu turunnya petunjuk dan pelaksanaan (juklak) dari Kantor Pos Pusat dan Departemen Sosial (Depsos).
Kepastian belum cairnya BLT untuk Gunungkidul ini diungkapkan Yulius Drajat SE selaku Kepala Kantor Pos Gunungkidul kepada anggota DPRD Gunungkidul saat melakukan pemantauaan langsung kesiapan Kantor Pos, pagi kemarin.
"Kami belum bisa melaksanakan penyaluran untuk bulan Mei ini. Untuk bulan depan kamijugabelum bisa memastikan," kata Yulius kepada rombongan yang dipimpin ketua DPRD Gunungkidul Slamet SPd. Menurut Yulius, sampai saat ini Kantor Pos dan pemkab Gunungkiudl masih menunggu jujklak dari pusat untuk bisa mencairkan bantuan subsidi kenaikan BBM bagi rumah tangga miskin di Gunungkidul.
Namun demikian, Kantor Pos Gunungkidul sudah menerima kupon penerima BLT yang mamsih dalam keadaan utuh tersegel. Jumlah kupon yang masih diamankan Kantor Pos saat ini dipastikan berjumlah 95.374 lembar untuk KK penerima BLT di Gunungkidul. Jumlah penerima BLT yang siap disalurkan berjumlah 95.374 KK penerima BLT tahun ini. Data tersebut menurut Yulius diterima dari Kantor Pos Pusat dan BPS Pusat, meski sebelumnya kepela BPS Gunungkidul yakin jumlah penerima BLT tahun 2005 jauh lebih besar 348 dari jumlah yang ditentukan Kantor Pos yakni 95.722 KK penerima BLT.
Munculnya selisih jumlah penrima BLT ini, Yulius mengaku tidak bisa banyak berbuat mengingat peran dan kapastias Kantor Pos Gunungkidul hanya sebagai pihak penyalur BLT atau bukan pada tahap pembuat kebijkan. "Kami tidak bisa bersikap jika ternyata ada selisih jumlah penerima. Data yang ada pada kami dari Kantor Pos Pusat dan BPS Pusat," jelas Yulius kepada Slamet dan fraksi Partai Golkar, kemarin.
Lebih jauh Yulius menambahkan pihaknay masih terus melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Gunungkidul untuk meminta dilakukan verifikasi penerima BLT hingga tingkat RT. Untuk verifikasi data penerima BLT, pihak kantor Pos juga tidak berkewenangan melakukan verifikasi. Menurut Yulius, verifikasi penerima BLt akan dilakukan pemkab melalui Ketua RT, RW dan Dukuh yang dibantu dengan kecamatan.
Berdasarkan petunjuk dasar, verifikasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan akan adanya penerima yang sudah pindah domisili atau pun sudah meninggal. Untuk penerima BLT yang sudah meninggal, lanjut Yulius, BLT tidak dapat dipindah kuasakan kepada anak. Namun harus pindahkan atas nama istri. Khusus untuk penerima yang sudah pindah domisili, petugas verifikasi akan mencoret dan bisa mengajukan nama calon penerima ke Pemkab Gunungkiudl yang memenuhi syarat kelayakan mendapatkan senilai Rp 300 ribu ini.
Untuk rencana penyaluran BLT kepada warga di 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Kantor pos jug amasih menunggu kebijakan Pemkab Gunungkidul mengingat dari 18 kecamatan yang ada, masih ada lima kecamatan yangbelum memiliki Kantor Pos Cabag di tingkat kecamatan.
Lima kecamatan tersebtu diantaranya kecamatan baru di Purwosari, Tanjungsari, Saptosari, gedangsari dan Kecamatan Girisubo. "Kita tunggu sikap pemkab apakah akan disalurkan melalui kantor pos di kecamatan terdekat, atau secara khsuus membuka kantor Pos darudat untuk lima kecamatan itu," tambah Yulius kepada anggota dewan.
Didampingi anggota dewan lain diantaranya Bambang Sumitro, Heri Nugraha dan Sugiyarto DARI FRAKSI PARTAI Golkar, Slamet SPd selaku Ketua DPRD Gunungkidul meminta agar penyaluran BLT bisa dilakukan dalam waktu cepat. Ini menyangkut banyaknya desakan warga yang makin diberatkan dengan naiknya harga BBM diikuti dengan harga kebutuhan pokok lainnya. "Kami berharap program ini bisa direalisasikan secepatnya mengingat masyarakat yang sudah kepepet sudah sangat menunggu-nunggu," kata Slamet yang sempat mengusulkan kemungkinan Kantor Pos Gunungkidul sanggup menalangi uangnya dulu sebagaimana sudah menjadi komitmen MOu antara pemerintah dan kantor Pos dalam program BLT ini.
Pernyataan Slamet ini nampaknya berseberangan dengan sikap anggota dewan dari Fraksi PDIP. Melalui salah satu politisinya menilai bahwa program BLT harus ditolak karena menjadi program BLT hanay mendidik rakyat berpikir mundur dan tidak membuat mandiri. "Kami tetap menolak Program BLT yang membodohkan rakyat itu," kata Heri Dwi Haryono yang duduk di Komisi B ketika ditemui terpisah harian Jogja.
Sementara itu dalam kesempatan ditemui Harian Jogja, Suminto Harjio salah satu warga Desa Wonosari Kecamatan Wonosari yang tahun 2005 menetima BLT merasa kuatir apakah tahun ini juga mendapatkan BLT senilai Rp 300 ribu per bulan tersebut. "saya berharap masih mendapatkan BLT di tahun ini karena kondisi ekonomi saya makin terpuruk dengan kenaikan BBM," tutur seorang buruh serabutan ini.

Tarif AKAP Ikut-Ikutan Naik

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
Wonosari-Merak Naik Rp 20 RIbu
WONOSARI – Desakan dewan agar pemkab segera menentukan tariff angkutan baru baik untuk angkutan pedesaan (angdes) maupun angkutan kota (angkot) mendapat respon Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul. Pagi ini, Dishub Gunungkidul akan menggelar pertemuan dengan Organisasi Pengusaha Angkutan Daerah (organda) guna membahas rencana pemberlakuan tarif baru untuk angkutan umum pasca kenaikan BBM.
‘Besok (hari ini) kami akan melakukan pertemuan dengan melibatkan organda membahas kenaikan traif yang akan segera diberlakukan sebegai penyesuaian dari kenaikan harag BBM," karta Samsuddin Effendy selaku Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Pemkab Gunungkidul diwawancari Harian Jogja, senin (26/5) kemarin. Menurut Samsuddin, pertemuan membahas tarif angutan umum rencananya akan digelar pukul 10.00 wib di aula ruang pertemuan Kantor Dishup di Jalan lingkar utara Piyaman Wonosari.
Organda yang akan dilibatkan dalam pembahasan hari ini, tak lain pihak pengusaha angutan pedesaan dan kota dan awak angkutan pedasaan dan kota untukmasing-masing jurusan yang sudah terbentuk kepengurusan.
Samsuddin menambahkan kenaikan tariff tariff dasar angkutan sudah ada dasar ketetapannya yakni tidak lebih kenaikan tariff melebihi 20 persen. Kebijakan tersebut, lanjut Samsuddin, tak lain mempertimbangkan beban masyarakat yang semakin berat. "Jangan sampai berkali-kali masyarakat mendapat beban berat kedua kalinya setelah harga BBM naik," tambah Syamsuddin kepada Harian Jogja.
Namun demikian Samsuddin mengakui organda dan awak angkutan tidak bisa dipaksakan untuk tidak menaikkan tariff angkutan umum karena harga BBM sangat berdampak langsung baik awak angkutan termasuk pishak pengusaha angkutan.
Terkait dengan kenaikan tariff yang sudah lebih dulu dinaikkan pengusaha dan awak angdesa dan angkot, Samsuddin tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya mengaku kondisi tersebtu masih akan dimaklumi jika kenaikan taruif angkutan masih memperhatikan pihak masyarakat. "Sementara kita tidak bisa mengelak kenaikan yang belum resmi ini. Namun kami menghimbau agar kenaikan tariff yang masih wajar," imbuhnya.
Sementara itu, siang kemarin Slamet SPd memimpin rombongan anggota dewan dari fraski Partai Golkar melakukan pantauan langsung ke beberapa titik lokasi angkutan umum di Terminal Wonosari. Dengan menggUnakan mobil dinas AB 4 D didampingi Heri Nugraha, Sugiyarto, dan Bambang Sumitro, ketua DPRD Gunungkidul melakukan pantauan langsung ke sejumlah pengurus paguyuban angkutan yang lebih dulu menaikkan tariff angkutan.
Rombongan anggota dewan ini langsung diterima sekretaris Paguyuban Bis Malam (Bisma) Gunungkidul Hartoyo di agen bus AKAP. Kepada Slamet, Hartoyo mengaku kenaikan BBM membuat pihak pengusaha angkutan menjerit. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pengusaha dan menaikan 15 persen untuk engkutan Antar Kota Antas Propinsi," kata Hartoyo didampingi pengurus Bisma lain. Kepada wakil rakyat, Hatoyo menjelaskan untuk jurusan Wonosari Jakarta tarif sudah naik rata-rata 15 persen atau sekitar Rp10.000 hingga Rp 20.000 untuk angkutan tujuan Wonosari-Jakarta.
Kenaikan tariff untuk AKAP ini, lanjut Hartoyo, tidak akan mempengaruhi tingkat pelayanan terhadap penumpang. Kepada anggota dewan, Hartoyo memastikan pasca kenaikan BB belum banyak berpengaruh pada kurangnya awak armada AKAP yang tidak beroperasi. Dalam sehari untuk bus Sabntoso masih beroperasi 120 armada.
Demikian dengan angkutan pedesaan, kepada dewan berharap kondisi ini segera direspon untuk segera mendesak pemkab untuk menentukan tarif baru. Namun untuk Antar Kota Dalam Propinsi atau tujuan Wonosari-Jogjakarta kebijakana kenaikan tariff ada ditingkat propionsi.

Tarif Baru Angkutan Antar Kota Antar Propinsi :
1. Jurusan Kelas Tarif lama Tarif baru
2. Wno-Jkt Ekonomi Rp 65.000 75.000
3. Wno-Jkt Utama Rp.80.000 90.000
4. Wno-Jkt AC VIP Rp. 110.000 Rp.145.000
5. Wno-Merak (AC) Rp. 125.000 Rp.145.000
Sumber : Bisma Gunungkidul dari patokan harga AKAP untuk bus Santoso

Video Porno "Patuk" Bukan Rekayasa dan Animasi


Roy Suryo Yakin Rekaman Sudah Masuk Editing

Oleh : Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
PATUK – Video adegan filmu porno diduga kuat diperankan siswa SMP di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul memasuki babak baru. Roy Suryo pakar telematika yang sengaja dilibatkan pihak Kepolisian Resort Gunungkidul untuk kepentingan identifikasi memastikan rekaman adegan panas tersebut bukan hasil rekaman rekayasa atau gambar animasi.
"Remanan adegan itu adalah murni gambar hasil rekaman. Bukan rekayasa atau animasi.," kata Roy Suryo dihubungi Harian Jogja, kemarin.
Menurut pengamatan Roy Suryo, hasil rekaman agedan dipastikan sudah masuk proses editing gambar atau pemotongan gambar secara rapi atau dalam istilah cut to cut. Dari sudut pengambilan adegan panas, pakar telematikan asli Puro Pakualaman Jogja ini menilai adegan diambil pihak ketiga.
Lebih lauh Roy Suryo menambahkan identifikasi adegan video rekaman yang menghebohkan warga Gunungidul ini sempat pula dicocokkan dengan foto perempuan pemain adegan panas berdurasi 3 menit 40 detik.
Ada dua kemungkinan, menurut Roy, fasilitas peralatan rekam digunakan syuting dalam adegan yang mengundang penasaran banyak orang untuk mendapatkan film ini. Roy menilai pengambilan gambar adegan anak SMP di Patuk dan laki-laki dewasa ini menggunakan alat rekam handycam atau HP yang berfasilitas video-rec. "Kualitas gambarnya sangat bagus dan tidak etrlalu pecah seperti pengambilan gambar pada umumnya dari HP," tambah Roy.
Sementara itu pantauan Harian Jogja di Polres Gunungkidul sejumlah personil masih nampak tertutup. Sumber terpercaya Harian Jogja memastikan pemeran film adegan porno sudah diperiksa sebagai korban. Namun tidak menunutup kemungkinan jika ditemukan bukti kuat gambar tersebut ada unsur kesengajaan, status korban dimungkinkan bisa menjadi tersangka. "Perempuan yang disebut-sebut sebagai bintang adegan dalam film itu sudah mengakui dan tidak mengelak," kata salah satu personil yang enggan namanya disebutkan.

Temuan BPK Langsung Tindaklanjuti

Upah Pungut Rp 700 Juta Tak Melalui Rekening Kas Daerah
WONOSARI - Temuan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Propinsi DIY adanya penerimaan upah pungut tahun 2006 dan 2007 dari pemerintah untuk Pemkab Gunungkidul senilai Rp 700 juta diketahui tidak melalui rekening kas daerah. Namun temuan BPK DIY tersebut sudah ditindak lanjuti Badan Pengelolaan Keuangan dan Kas Daerah (BPKKD) Pemkab Gunungkidul.
"Temuan BPK saat itu langsung kami tindaklanjuti dengan memasukkan ke rekening kas daerah," kata Yd Nugrahah selaku kepala BPKKD dikonfirmasi Harian Jogja, kemarin. Menurut YD Nugraha temuan BPK ini tak lain karena disebabkan karena mekainsme yang mengatur. "Setelah ada Peratuiran menteri keuangan maka langsung mekanisme itukit apakai dan uang kita langsung masukkan ke kas dearah," tambah Nugraha.
Terpisah, anggota DPRD Gunungkidul Heri Dwi Haryono mengaku sudah pernah mendapatkan informasi tersebut. "Temuan itu pernah menjadi pembahasan di komisi. Kalau tidak salah BPKKD pernah kita himbau untuk segera membereskan temuan BPK tahun itu. Namun sampai kini kita belum mengecek lagi," tandas politisi PDIP yang dusuk dikomisi B. (end)

Ratusan Kabel Pompa Air Dijarah

Warga Giriharjo Krisis Air
WONOSARI –Warga desa Giriharja Kecamatan Panggang Gunungkidul dibuat jengkel dengan ulah lima pencuri ratusan meter kabel genzet yang digunakan untuk mengangkat sumber air bersih di Goa Plawan, kemarin. Lima pelaku berhasil dibekuk petugas setelah adanya laporan kejadian tersebut.
Lima pelaku tercatat warga setempat masing-masing berinisial Sub (23), Dar (24), Er (25), Pr (24) dan Rs (30) berhasil dibekuk dan kini sudah resmi menjadi tahana Mapolres Gunungkidul dan menyandang tersangka. Sedang tiga orang pelaku lain masih dalam pengejaran petugas.
Kapolres Gunungkidul AKBP Drs S Joko Lelono didampingi Kanit Opsnal Satreskrim Iptu Rahmadewanto ketika dikonfimasi membenarkan kejadian tersebut. "Kini masih terus kembangkan karena hasil pemeriksaan mengarah banyakpelaku lain yang masih kita lidik," kata Kapolres.
Kanit Reskrim polsek Panggang Briogadir Erwin memastikan hingga kemamrin kelima tersangka sudah menjalai penyidikan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya."Tiga yang masih buron masih terus kita lidik," kata Erwin.
Menurut Erwin, selain sebagi tindak kriminal aksipencurian yang dilakukan oknum pemuda desa setempat ini berdampak luas paad kebutuhan air warga di desa Giriharjo yang sebagian mengantungkan kebutuhan air paad alat genzet pengangkat air dari sumer didalam doa.
Sumber lain menyebutkan, kasus ini berawal dari macetnay aliran air dari sumber air di dalam goa ke beberaap rumah warga. Beberapa warag langsung merasakan resah dengan macetnya air yang menjadi kebutuhan primer ini. Petugas penjaga genzet langsungmelakukan pengecekan yang hasilnya diketahui kabel pengubung genset dengan sumber listri sudah raib.
Abdulah satu warga Giriharjo menyayangkan perbuatan lima pelaku pencurian. Bersam dengan warag lain, saya minta agar perbuatan itu diperoese sesuai aturan hukum,’ kata Abdulah dikonfirmasi melalui ponselnya. Menurut Abdulah aksipencurian ini menyebabkan kekeringan beberapa hari melanda warag Giriharjo yang memang menggantungkan kebutuhan hidupnya dari air yang tersimpan di dalam goa tersebut. (HarianJogja/end)

Harga Bahan Pokok justru Turun

Pengusaha Tangki Air Masih Bingung

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
Wonosari – Kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah seakan menjadi peluit awal menandai harga kebutuhan lain juga naik. Namun bukan untuk harga kebutuhan pokok di Pasar Argosari Wonosari, Minggu (25/5) kemarin justru mengalami penurunan harga.
Ini telihat dari sejumlah barang seperti diantaranya jenis cabe merah justru mengalamipenurunan harga sampai Rp 4000 dari harga sebelum kenaikan BBM yang mencapai Rp 16 000 per kg. Sama halnya dengan harga cabe keriting dari harga sebelumnya Rp 18000 per kg setelah kenaikan BBm justru turun menjadi Rp 15000 per kg.
"Saya juga ndak tahu persis kok harga-harga malah turun. Ini ada apa," kata Margiyanto salahs atu pedaganag bumbon di lantai I Pasar Argosari, kemarin.
Selain cabe, Margiyati menambhakan bahan kebutuhan lain yang juga turun mengalami harga turun adalah harga telor justru turun Rp 1000 dari semual Rp 12.000 per kg menjadi Rp 11.000 per kg. Untuk cabe riwit, mengalami penurunan yang cukup drastis semula harga perkilomnya sempat Ro 14 ribu per kg pasca kenaikan BBM turun menjadi Rp 9000 per kg.
Pada kesempatan yang sama, Sugirah pedagang Pasar Argosari kepada Harian Jogja menambahkan tiga jenis bahan kebutuhan yang justru mengakami kenaikan harga diantaranya bawang merah dan bawang putih. Menurutnya, harga bawang putih sebelumnya sampai Rp 5000 per kilo kini turun menjadi Rp 3000 per kg. sedang untuk harga bawang merah measih mengalami harag stabil di Rp 10000 per kgnya.
Pedagang Tangki Air Masih Bingung
Terpisah, paguyuban pedagang tangki air yang tergabung dalam Paguyuban Ngudi Lestari di sumurbor jalan Baron tepatnya di Tegalsari Wonosari masih terlihat kebingungan atas kenaikan BBM. Musyawarah yang dilaksankan lebih dari sekali di intern pengurus dan anggota paguyuban tak kunjung membuahkan harga final untuk tariff penjualan tangki air per 5000 liter untuk diberlakukan ke beberapa daerah krisis air di Gununkidul.
"Sampai sat ini harga belum mencapai finasl. Kita masih akan teru smembahas lagi, karena harus melibatkan semua pihak termausk sopir tangki," kata Suharno salah satu pengurus paguyuban di temui Harian Jogja, di sumur pompa tempat para tangki air antre.
Harno mengaku meski sudah terdapat harg asementara namuan harag tersebut belum resmi diberlakukan dengan alasan haragtersebut masih belum pas dengan nilai keuntungan sekaligus respon konsumen petani dan warag di daerah krisis. "Ini memang sudah diprint, namun jangan disebarkan dulu karena belum finasl dan kami akan membahasnya lagi," kata Harno sambil meminta kembali salinan daftar harga baru air yang sebelumnya diserahkan salah satu anggota peguyuban kepada Harian Jogja.
Namun demikian pantau Harian Jogja selama sekitar satu jam di pangkalan air di paguyuiban Ngudi Lestari kemarin distribusi air ke sejumlah wi;layah kekekringan cukup lancar.
Lantas menggunakan harag adari kesepakatan apakah tangki air berkapasitas 5000 liter ini dijual kepada warga yang mengalami kekeringan di berbagai daerah? Suharno tidak bis amenjawab pasti. Namun pihkanya terpaksa masih menggunkana perkiraan yang tidak tertulis. "Ya kalau dirasa masih untung bagi kita pokojnya kita siap kirim. Untuk keniakan hraga belum bisa kami sebutkan,’ imbuh Harno menolak daftar harga air untuk dipublikasikan.

Kumpulkan Angket Partai, Halaman Pemkab Menguning

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

WONOSARI – Ribuan masyarakat dan kader Partai Golkar Kabupaten Gunungkidul Minggu (25/5) pagi membuat kota Wonosari jadi terkesan kuning. Ribuan masyarakat dan kader sejak sekitar pukul 05.30 wib mengikuti kegiatan senam masal yang digelar jajaran DPD Partai Golkar Kabupaten Gunungkidul di alun-alun halaman pemkab Gunungkidul.
Kegiatan ‘ Pagi sehat bersama Partai Golkar’ ini juga dalam rangka pengumpulan angket sebagai bentuk Partai Golkar menggelar gerakan bertanya rakyat sebagaimana digagas Ketua DPW Partai Golkar Gandung Pardiman terkait sikap Partai Golkar DIJ menyikapi pergantian Gubernur yang akan habis mesa jabatannya.
"Semua sudah terkumpul sekitar 55000 angket yang sudah diisi warag di Gunungkidul. Selanjutnya kimi akan lakukan pendataan isi angket," kata Slamet SPd selaku ketua DPD Partai Golkar Kab. GUnungkidul ditemui Harian Jogja.
Namun demikian, menurut Slamet hasil pengumpulan angket senilai 55000 lembar dari hasil jejak pendapat belum dapat dipastikan isi angket dari pihak responden. "Baik yang pro dilakukan pemilihan Gubernur atau yang pro dengan penetapan Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Gubernurt belum bias kita ketahui," jelas Slamet.
Dijelaskan Slamet isi angket ini sangat penting dalam rangk amenentukan sikap partai Golkar menghadapi pro kontrak penetapan Sultan Hamengkubuwono X dan Paku Alam IX sebagai pemimpin Jogjakarta . "Kalau nanti yang 80 persen isi angket menyebutkan isinya menginginkan pro penetapan Sultan segebagi Gubernur selanjutnya akan menjadi keputusan partai," kata Slamet. Namun demikian, jika angket justru menunjukkan anka lebih banyak pada pro pemilihan, masih akan menjadi pembahsaan lebih lanjut jajaran DPW Partai Golkar Propinsi Yogyakarat.
Slemat mengaku bahwa angket yang telah disebar dalam rangka program Partai Golkar Gerakan Bertanya Rakyat disebarkan ke beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul tidak 100 persen kembali. Namun setidaknay angka 55000 ini akan menjadi salah satu pertimbnagan dari kebijakan partai Golkar menentukan sikap menghadapi masa jabatan Gubernur habis.
Dalam kesemepatan senam masal, dibagikan beberapa doorprice hadiah hiburan dan hadiah utama dianataraya du aseped amotro dan satu ekor lembu yang jatuh di salah satu kader Partai Golkar di Ponjong sebagai ungkapan terima kasih Partai Golkar.

Pemkab Didesak Eksekutif SegeraBersikap

Tarif Angkot dan Angdes Sudah Naik
WONOSARI – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diminta segera mengambil tindakan menentukan tarif angkutan kota dan angkutan desa pasca kenaikan harga BBM yang berdampak pada sector transportasi public.
"Kami minta agar eksekutif segera membuat draf atau rencana ketetapan tarif angkutan dalam waktu dekat ini," kata Drs Budi Utama selaku anggota komisi B DPRD Gunungkidul kepada Harain Jogja, Minggu (25/5) kemarin.
Menurut Budi, draf itu sangat penting untuk menghindari pihak pengusaha angkutan maupun awak angdes dan angkot menentukan secara sepihak dan berdampak beban bebat masyarakat. "Paling tidak langkah ini menjadi prioritas eksekutif. Karena jika eksekutif tidak segera respon, kenaikan tarif dilakukan sepihak dan berdampak beratnya beban masyarakat," tambah politisi PDIP ini.
Fraksi PAN melalui Arif Setiadi SIP menyatakan hal yang sama. Pihkanya meminta agar kenaikan BBM yang berdamp[ak luas ini segera disikapai eksekutif dan membuat kebijakan-kebijakan yang menyangkut penetatapn tarif umum. "Kami menghimbau secepatnya dibuat draf tariff angkutan agar kondisi angkutan segera cepat stabil," kaat Arif.
Lebih jauh Arif menambahkan pihaknya telah mendapatkan banyak masukan dari awak bus dan pengusaha angkutan baik angkutan kota maupun angkutan pedesaan. "Kamisudah banyak masukan dari awak angkutan yang masih kebingungan dengan belum adanya tarif baru ini,"imbuhnya.
Terpisah, Slamet SPd selaku Ketua DPRD Gunungkidul selain berharap eksekutif segera membuat draf kenaikan tariff yang resmi, kalangan pengusaha angkutan dihimbau tidak menaikan tariff angkutan terlebih dulu. "Kami menghimbau agar pengusaha tidak membuat tariff sepihak dulu. Sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah," kata Slemet. Kendati demikian, berharap agardalam upaya menyusun tariff angkutan melibatkan organda termasyuk pengusaha dan awak angkutan yang sudah membuat paguyuban," imbuh Slamet.
Sementara itu, Pantauan Harian Jogja, sejumlah jasa angkutan transportasi baik untuk Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkot dan angdes sudah secara inisiatif menaikan harga tariff angkutan. Awak bus ini mengaku mengaku menaikan harga tidak lebih dari Rp 500,- sampai Rp 1000,- dengan mempertimbangkan jarak yang ditempuh dan kenaikan harga solar dan bensin.
Supriyono anggota paguyuban awak angkot Jurusan Wonosari-Playen dan Wonosari Paliyan mengaku terpaksa menaikan tariff penumpang untuk mempertahankan agar armada angkutannay tetap bias beroperasi. Pihaknya mengaku tidak bias berbuat banyak selain menaikan harga tariff penumpang. "Kami menaikkan tidak lebih dari Rp 1000 dan hasilnya para penumpang sudah emmaklumi dan tidak keebratan," kaat Supriyono warag Trimulyo II Kepek Wonosari ditemui Koran ini kemarin.
Tri Budi salah satu anggota paguyuban angkutan pedesaan untuk jurusan Wonosari-Semanu menambahkan kenaikan tariff angkutan pedesaan ini dinaikkan secara insiatif awak angkutan dan pengusaha ini belum harga mencapai nilai final. "Kenaikan rata-rata seribu rupiah ini belum resmi diintern paguyuban agar semua tetap bias berjalan baik pihakpengusaha dan awak angdes. Dengan tariff semenatara naik Rp 1000 penumpang tidak ada komplain dari poenumpang,"kata warga Baleharjo Wonosari.
Parmin salah satu penumpang jurusan Wonosari- Semin mengaku tidak merasa keberatan dengan kenaikan tariff angdes. "Secara umum kit aharus memaklumi kalau BBm naik semua ikut-ikutan naik. Kenaikan tarif yang sifatnya masih belum resmi ini masih cukup wajar. Saya selaku pihak penumpang memaklumi kondisi ini," kata Parmin.
Demikian halnya dengan tariff AKDP jurusan Jogja-Wonosari mengaku sudah inisiatif untukmenaikan tariff penumpang. "Untuk semenatara kami menggunakan kesepakatan baik dengan anatar pengusaha bus dan awak bus termasuk dengan penumpang untuk tariff jurusan Jogja-Wonosari naik Rp 1000 sambil menunggu hasil tariff resmi pemerintah," kata Tukariyanto salah satu awak angkutan bus Siswantoro ditemui di kOmplek Termunal Wonosari.

Angkutan kota :
Wonosari – Playen : 3000 sekarang 3000
Wonosari – Paliyan : 3000 sekarang 4000
Wonosari – Banaran : 4000 sekarang 5000
Wonosari – Gosa : 5000 sekarang 6000
Angkutan Pedesaan :
Wonosari – Baran : 6000 jadi 7000
Wonosari – Ngrancah : 9000 jadi 10000
Wonosari – Munggi : 2500 jadi 3000
Wonosari – Semin : 5000 jadi 6000
Wonosari Ponjong : 4000 jadi 5000
Wonosari Karangmojo : 3000 jadi 3500
AKDP
Wonosari – Jogja : 5000 jadi 6000 (bus)
Wonosari – Jogja : 4000 jadi 5000 (minibus)
Sumber awak angkot dan Angdes di Termianl Wonosari, Minggu (25/5).

Pegang Anu Gadis Dipolisikan

PLAYEN - Tedi Gunarto (19) warag Gading IX Desa Gading kecamatan Playen siang kemarin harus berurusan dengan petugas polres Gunungkidul. Tedi dilaporkan polisi setelah sah melakukan perbuatan tidak terpuji memegang payudara gadis sebut saja namanya Ika warga Siyono Desa Loguandeng Playen, Rabu (21/5) lalu.
Kejadian menimpa Ika ini terjadi di jalan Siyono Gading tepatnya di depan SD Logandeng II saat pulang kerja mengendari sepeda motornya, malam hari sekira pukul 21.15wib.
Saat korban mengendari sepeda motor seorang diri, pelaku tiba-tiba menyalip laju kendaraan korban dengan seketika memegang payudara korban tanap diketahu maksu dan tujuannya. "saya merasa dilecehkan maka saya melaporkan kejadian yang menimpa saya,"kata Ika kepada Harian Jogja, siang keamrin usai diperiksa petugas.
Akibat perbuatan Tedi ini, beruntung korban tidak mengalami kecelakaan. Korban selanjutnyamengejar dan mencatata nomor polisi sepeda motor pelaku yang diketahui bernomor AB 3340 FW.
Kejadian ini menurut korban bukan seklai terjadi, sepekan sebelumnya korban mengalami hal yang sam saat melintas di jalan Siyono – Wonosari, tepatnya di gepan kampus Universitas Gunungkidul.
Dalam peemriksaan di ruang terpisah, Tedi mengakui perbuatan tersebut. Namun pihkanya menampik jiak perbuatan tidak senonoh itu dilakukan sudah terencana lebih dulu. "Saya respon saja pak. Saya juga tidak habis lihat film porno. Saya pengin iseng saja," kata Tedi penuh sesal kepada Penyidik. Aibat perbuatannya, Tedi diancam pasal 281 KUHP dengan tuduhan merusak kesopanan dimuka umum.
Kasat Reskrim polres Gunungkidul AKP Mugiman membenarkan adanya kasus asusila ini. "Kini kasus ini kini tengah dalam penyidikan kami," kata Mugiman .(end)

Rakyat bicara ...

"YO YALAH TEMEN, MALAH NING JEPANG"
Sudarminto (52) Gadungsari Wonosari

Ke jepang? Yo talah teman.. Rumahnya baru punya gawe, Gunungkidul baru memperingati hari jadi ke 177 kokmalah tindakan (pergi). Apalagi harijadi ini kan tidak setiap hari. Ini memoent penting dan khsusus bagi daerahnya tapi kok nekad meninggalkan peristiwa dan kejadian peting. Semua kembali pada keberpihakan Bupati, penting mendampingi Sultan ke Jepang atau bersama rakyat peringati daerahnya sendiri. Menurut saya, karena bekerjanya atas nama Gunungkidul ya mentingkan Gunungkidul dulu dong!!
NASI SUDAH MENJADI BUBUR
Bekti (30) warga Karangmojo Kecamatan Karangmojo Gunungkidul

Kalau menurut saya manfaat kunjungan ke Jepang perlu dilihat dulu sejauhmana pentingnya untuk kepentingan pembangunan Gunungkidul. Jika tidakbermanfaat, ngapai harus ke Jepang… apa yang mengena dengan pergi ke Jepeng, perlu ditagih. Harusnya kalau tidak begitu penting, meskipun mendampingi Sultan bisa mewakilkan Wakil atau penabatlainya saja. Tapi bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Dan Pak Bupati sudah terbang ke Jepang.

Pendapat Rakyat, Bupati Nglencer ke Jepang


MENGEJAR BESARNYA PERJALANAN DINAS...
Agustinus (35) aktivis pemuda warga Selang Wonosari

Kami melihat kok ada yang janggal dari kepergian Bupati ke Jepang. Kesannya menyangkut urusan perjalanan dinas saja yang didalamnya ada uangsaku yang tidak sedikit. Saya tidak keberatan, asal kepergian Bupati ke Jepang ini membawa manfaat penting bagi Gunungkidul. Syaukur-syukur kita berani tagih hasilpulang dari Jepang.

Pendidikan Gratis Molor Dewan Bersikap

FPDI Ngotot, FKU dan FPAN Minta Pending

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA
WONOSARI - Program pendidikan murah Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Pendidikan Gunungkidul yang pelaksanaannya terancam molor membuat sejumlah anggota dewan harus bersikap tegas.
Anggota dewan meminta agar Diknas segera bersikap mengingat saat ini sudah pertengahn tahun anggaran dan hamper memasuki tahun ajar baru.
Poltisi dari Fraski PDIP, Warta SIP yang juga membidangi masalah pendidikan di komisi D menegaskan program pendidikan gratis sudah dinanti-nanti realisasinya. "Dinas harus cepat. Karena sudah banyak yang menunggu realisasi dari program itu,’ kata Warta .
Warta meminta agar dinas tidak banyak pertimbangan untuk melaksanakan apa yangsudah menjadi program dan kebijakan. "Kalau belum dilaksanakan itu menunggu apa lagi. Harusnya perencanaan dan teknis penyalurannya sudah terkonsep sejak dari awal menyusun program pendidikan murah itu. Kami meminta cepat direalisasikan," imbuh Warta kepada Harian Jogja, kemarin.
Penyataan Warta sebagai anggota komisi D dari PDIP ini berseberangan dengan sikap Ir Iman Taufik selaku ketua Komisi D yang tetap meminta Dikna mempending dulu program tersebut sampai Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul memiliki konsep yang jelas pelaksaan pendidikan gratis. "Kalau dipaksakan program pendidikan murah dilaksanakan sama artinya dengan membuka peluang konflik baru karena dinas belum cukup memiliki konsep bagaimana teknis pelaksanaannya dan system pengawasan yang peluang terjadi salah penggunakannya," tandas Taufik poltisi dari PKS.
Senada dengan pernyataan Taufik, politisi PAN, Arif Setyadi anggota dewan dari fraksi PAN lebih memandang penting mekanisme dan pelaksaan program tepat sasaran. "Baik siswa yang disasar termasuk peruntukannya harus bisa dipertanggungjawabkan. Dinas harus mengafal penggunakan," kata Arif. Menurut Arif, halitu perlu dikebut dan tetap dilaksanakan sebagai pelaksanakan Perda APBD.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Drs Kasiyo mengaku tidak ada waktu diwawancari Harian Jogja. Melalui stafnya menyampaikan pesan tidakbisa ditemui untukkeperluan wawancara. "Maaf, tadi saya sudah matur sama bapak kepala tapi bapak tidak bersedia sementara waktu ini," kata Sarjono staf bagian umum Diknas Gunungkidul.
Pantauan Harian Jogja di sejumlah sekolah di Wonosari, rencana program pendidikan murah pemerintah kabupaten Gunungkidul tersebut belum banyak diketahui jajaran kepala sekolah. "Saya belum dengar kalau ada program pendidikan murah. Sampai saat ini belum ada sossialisasi dari Dinas Pendidikan Gunungkidul. Jadi bentuknya apa, penyelurannya bagaimana semua kepala sekolah belum ada yang tahu," kata Kepsek SMP.

Video Porno Libatkan Roy Suryo

Oleh Endro Guntoro
Harian Jogja

PATUK – Gemparnya rekaman video berisikan adegan porno remaja putri dan laki-laki dewasa diduga kuat diperankan ABG siswa SMP asal Patuk Gunungkidul melibatkan Roy Suryo. Keterlibatan Roy Suryo sebagai pakar yang membidangi telematika ini untuk kepentingan identifikasi Penyelidikan Polres Gunungkidul yang mulai memfokuskan perhatian adegan panas yang menghebohkan warga Gunungkidul.
Kepastian pakar telematika asli Jogja dilibatkan dalam upaya polisi membongkar porno aksi itu dibenarkan Roy Suryo ketika dikonfirmasi harian Jogja, Jumat (23/5) sore kemarin. "Saya sudah ditemui anggota dari Polres Gunungkidul dan diminta untuk membantu mengungkap isi video dari sisi ilmu telematika," kata ahli telematika kepada hakrian Jogja.
Menurut Roy, gambar yang telah diterimanya dari tiga anggota polres Gunungkidul yang ditugasi secara khusus menemui Roy Suryo itu tengah dalam analisa lebih lanjut. Dari hasil sementara, dipastikan pengambilan gambar dilakukan orang yang paham angle dalam pengambilan gambar secara artistic dengan mengynakan handycam. "Analisis sementara bukan pakai handphon yang ada layanana kamera, tapi dari alat record Handycam," kata Roy Suryo.
Roy Suryo menambahkan untuk memastikan keaslian gambar, kapan record (direkam) dan beberapa hal lain dibalikpengambilan adegan tidak senonoh itu memerlukan ketelitihan. "Analisa gambar rekaman itu perlu waktu. Tidak bisa langsung dideteksi hari itu juga. Perlu kami lihat sedetail-detailnya dulu," tutur dukun telematika yang kerab mengisi disejumlah acara televisi.
Kuat dugaan, pengambilan adegan dua sejoli ini terdapat unsure kesengajaan untuk direkam oleh pihak laki-laki. Hal itu terlihat dari teleitinya pihak pengambil gambar dari adegan dimulai sampai adegan panas selesai yang mampu mempertahankan wajah pasangan laki-laki tidak tampak terekam. Gambar yang diperoleh petugas dari beberapa download via hp infrared ini kini telah diamankan Polres Gunungkidul sebagai barang bukti.
Sumber terpercaya Harian Jogja di Polres Gunungkidul menyebutkan siswi SMP di Patuk yang diduga kuat sebagai pemain adegan dimintai keterangan di mapolres, sore kemarin. Hingga sore keamrin belum dapat diketahui alasan pemain adegan porno ini di panggil pada sore hari, saat jam-jam para wartawan pulang dari melakukan peliputan di Polres Gunungkidul sekitar pukul 14.00wib.
Pantauan Harian Jogja, sejumlah anggota Polres Gunungkidul nampak hati-hati bersikap dalam menyikapai kaksus tersebut. Bahkan biasanya bersedia membikan kabar seputar informasi yang terjadi di Polres nampak sangat tertutup. Hanya satu petugas yang namanya minta disebutkan bersedia memberikan informasi meledaknya video porno ini.
Ceweknya mau dibawa ke kantor untuk diminyai keterangan. Tapi kamu tidak usah kesini, saya ndak dicurigai ngasih info ke kamu, Ingat jangan sebut saya lho. Hehehe.. Isi SMS dari salah satu petugas yang tampil di layar ponsel wartawan.

PKBI Gunungkidul Ajak Protes Dokter dan Bidan

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

WONOSARI : PKBI Gunungkidul mengajak masyarakat untuk tidak segan-segan menegur dokter dan bidan dalam menjalankan praktek medis. Teguran pasien terhadap bidan, dokter dan tenaga medis lain ini menjadi hak pasien untuk selamat dari bahaya penularan HIV-AIDS yang berpeluang menular melalui jarum suntik bekas pasein lain.
“Kami mengajak pasien untuk tidak segan-segan menegur dokter dan bidan sebelum mendapat suntikan,” kata Isac Tri Oktavia Directur PKBI Gunungkidul kepada Harian Jogja, kemarin.
Teguran untuk dokter dan bidan atau tenaga medis ini diharap sudah menjadi kebiasaan pasien penyakit apapun. Untuk itulah tidak perlu takut jika teguran dokter dan bidan ini bakal marah. “Ingat itu hal kita sebagai pasien untuk mengawasi tenaga medis kita yang selama ini sulit dikontrol,” tandas Issac.
Ajakan menegur dokter, bidan dan tenaga medis sebelum menggunakan suntik ini, menurut Issac, sudah menjadi hak pasien. Mengingat prosedur dan ketetapan (protap) medis dan kode etik dokter harusnya terbuka dalam membuka segel suntik dan harus diketahui pasien.
Ditambahkan Novan, selaku relawan Komisi Pemberantasan Aids (KPA) DIY tidak dipungkiri lagi bahwa penyebaran virus aids di DIY sangat banyak ditentukan dari penggunakan jarum suntik medis yang digunakan untuk pasien yang berbeda. “Jadi pasien itu memiliki hak menolak dokter yang ceroboh dalam penggunakan jarum suntik tidak baru atau bekas pasien lain. Biasakan menegur,” tandas Novan.
Tidak dipungkiri, daripengamatan KPA DIY sampat pertengahan tahun ini, lanjut Novan, terdapat puluhan kasus penyebaran HIV-AIDS ditemukan melalui sterilisasi peralatan medis termasuk suntik dan jarum suntik.
Lantas Siapakah yang akan memantau praktek dokter atau bidan yang hanya menggunakan satu alat untuk banyak pasien? PKBI dan KPA DIY tegas menyatakan masyarakat dan pasienlah yang langsung sebegaipengawas dokter dan bidan nakal itu. (HARIAN JOGJA / end)

Selalu Sepi - Meskipun Polres Gunungkidul telah dilengkapi dengan perpustakaan yang sarananya sudah menunjang termasuk koleksi buku-bukunya lengkap namun jarang dikunjungi anggota. Hanya nampak satu penjaga perpustakaan Aiptu Slamet Riyatin. (harian Jogja//Endro Guntoro)

Lurah Tolak Jadi Bemper

Jumlah Penerima BLT Masih Mentah
WONOSARI – Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang segera digelontorkan pemerintah dengan masih menggunakan data penerima BLT tahun 2005 nampaknya memberi sinyal konflik dikalangan masyarakat tingkat bawah.
Kalangan kepala desa se Wonosari mulai ancang-ancang untuk menyikapkan kemungkinan menghadapi protes warga yang namanya lolos dari pata penerima BLT tahun 2008 ini.
"Kami sudah duduk satu meja dengan teman-teman lurah se Wonosari dan memiliki sikap untuk menolak dijadikan bember dari program BLT," kata Bambang Setyawan lurah Kepek mewakili lurah se kecamatan Wonosari kepada Harian Jogja, siang kemarin.
Menurut Bambang, keputusan menolak dijadikan bember pemerintah da;lam penyaluran BLT ini karena beberapa pengalaman mencatat di tahun 2005 tidak sedikit lurah dan perangkat desa menjadi korban. "Kita selalu saja menjadi korban dari kebijakan yang sebelumnya kita tahu apa –apa dalam penyaluran BLT. Mengatasi kemungkinan itu Pemkab Gunungkidul garus bersikap," imbuh Bambang.
Untuk itulah, Bambang mewakili 15 Kades di Wonosari menghimbau agar sosialisasi sejak dini dilakukan Pemkab Gunungkidul. Tuntutan tersebut untuk menghilangkan tuduhan lurah dituding kerab berkuasa menentukan penerima BLT.
Hal senada Bambang, Kasdi Siswopranoto selaku lurah Karangrejek Wonosari ditemui Harian Jogja spre kemarin mengakui keberadaan Kades dalam Program BLT menjadi selalu menjadi kambing hitam dan sasaran ketidakpuasan warga. "Kami harap untuk saat ini pemerintah yang langsung menangani BLT ini. Kami dan teman-teman lurah lain tidakmau jadi sasaran ketidakpuasan dan dianggap bermain dalam penyalurannya. Kami minta bukan lurah yangharus berhadapan dengan warag yang nanti akan protes tapi pemkab Gunungkidul," tegas Kasdi.
Lebih lanjut Kasdi menilai program BLT yang dipaksakan pemertintah ditahun ini menjadi program yang tidak mendidik masyarakat mandiri. Program tersebut, menurut Kasdi hanya memberi pelajaran malas bagi rakyat. "Harusnya masyarakat malu dikatakan hidup miskin, namun setelah ada program ini semua berlomba-lomba menjadi orang miskin," tandas lurah yang menilai program BLT lebih bermanfaat diweujudkan dalam bentuk padat karya atau program lain seperti penguatan modal bergulir dengan bunga terjangkau.
Kesiapan menyambut BLT tahun 2008 ini sudah cukup terlihat di Kantor Pos Gunungkidul sebagai pihak yang ditugaskan sebagaipenyalur langsung. Kepala Kantor Pos Gunungkidul Yulius Drajat Triyuliato SE mengaku terus melakukan langkah koordinasi dengan Pemkab Gunungkidul untukmenghadapi persiapan-persipana teknis penyeluran BLT.
"Sampai sekaramng kamai terus melakukan koordinasi terkait persiapan BLT," kata Drajat ditemui Hakrian Jogja.
Namun demikian data ditangan Kantor Pos Gunungkidul terdapat selisih sekitar 345 penerima dari data BPS Gunungkidul penerima BLT tahun 2005 sebanyak 95 722 Rumah Tangga Miskin di Gunungkidul. Data yang kini sudah ditangan Kantor Pos Gunungkidul dari Permkab Gunungkidul hanya 95 374 rumah tangga miskin di 18 Kecamatan di Gunungkidul. "Bukan kapasitas dan kewenangan saya untuk menyikapai perbedataan data tersebut karena kami hanay pihak yang melaksanakan kebijakan penerima finalnya," tambah pejabat asal Gombong.

Hari Jadi Gunungkidul Tanpa Bupati

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

Diganti Jalan Pemuda, Jalan Ki Hajar Dewantoro Tinggal Kenangan
WONOSARI – Hari jadi Kabupaten Gunungkidul ke 177 diperingati 27 Mei mendatang dipastikan tanpa kehadiran orang nomor satu di Gunungkidul. Bupati Gunungkidul Suharto SH berhalangan mengikuti serangkaian kegiatan hajri jadi Gunungkidul karena harus mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama kepala daerah.
"Meski ulang tahun Gunungkidul tanpa pak bupati acara tetap berjalan seperti semula," kata CB Supriyanto SIP selaku Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Pemkab Gunungkidul.
Menurut Supriyanto Meski tanpa kehadiran Bupati, acara Hut Gunungkidul ke 177 tetap berlangsung meriah. Sejak sepekan ini berbagai kegiatan hari jadi sudah digelar, diantaranya ziarah dan kunjungan mantan bupati Gunungkidul, aksi sosial donor darah, mujahadah dan senam sehat bersama dan gerak jalan.
Sementara itu untuk kegiatan Senam sehat dan gerak jalan bersama digelar Jumat (23/5) pagi kemarin di alun-alun Wonosari. Gerak jalan yang melibatkan sekitar 3000 warga Gunungkidul terdiri dari kalangan pelajar SD sampai SLTA, jajaran PNS, BUMN-BUMD, TNI dan Polri ini menandai pergantian nama jalan. Jalan Ki Hajar Dewantoro yang diambil dari nama tokoh pahlawan nasional berjuang dibidang pendidikan sekaligus jalan depan kantor Dinas Pendidikan Gunungkidul diganti dengan nama Jalan Pemuda.
Kini lowongnya jabatan bupati Gunungkidul sementara diambil alih Bupati sementara Hj.Badingah SSos yang sebelumnya menjabat wakil bupati. Keputusan ini mengacu UU nomor 32 tahun 2007 Pemerintahan Daerah. Badingan SSos selanjutnya akan menggantikan Suharto sampai tanggal 3 Juni menadatang.
Selain pemegang kebijakan selama waktu lowong ini Bupati Badingan SSos akan memimpin serangkaian kegiatan hari jadi kegiatan lain diantaranya bakti sosial ke sejumlah panti asuhan di Gunungkidul besok pagi, pentas seni dan upacara hari jadi, 27 Mei mendatang.

Kamis, 22 Mei 2008

POLISI Sahabat ANAK !
Brigadir Lantas Gantiarto Tengah Menyebarangkan Siswa-Siswa Sekolah
(EndroGuntoro)

Setelah Dua Kali Batal

Kedatangan Menteri Pertanian Diwakili Sambutan Tertulis

Oleh Endro Guntoro
HARIAN JOGJA

WONOSARI – Setelah dua kali rencana berkunjung ke Desa Mertelu Gedangsari Gunungkidul batal, rencana Menteri Pertanian Anton untuk tetap hadir ditengah masyarakat kalinya tetap batal.
Kedatangan Meteri Pertanian yang dinanti-nanti warga Mertelu hanay diwakilkan pada beberapa lemar sambutan tertulis yang dibacakan Sekjen Departemen Pertanian Dr Ir Hasanudin Ibrahim mewakili Anton Apriliyanto, siang kemarin.
Dalam isi sambutannya, Anton mengajak Program aksi desa mandiri pangan diberbagai wilayah yang selama ini banyak penduduk miskinnya patutmenjadi contoh bagi daerah lain.
“Program aksi desa mandiri pangan yang mengutamakan makanan tradisional ini baik untuk upaya pengentasan kemiskinan,” kata Hasanuddin membacakan sambutan Menteri yangberhalangan hadir ke tiga kalinya.
Tanpa Kehadiran Anton Aprliliyanto cara tetap berlangsung seperti rencana, nampak hadir Kepala Badan Ketahanan Pangan Dr Ir Kaman Nainggolan MS, para pejabat eselon I Departemen Pertanian, Kepala Dinas Pertanian DIY Ir Nanang Suwandi MMA mewakili gubernur, Bupati Gunungkidul Suharto SH mendampingi perwakilan Meteri Pertanian RI.
Pada kesempatan itu Sekjen Departemen Pertanian meluangkan berkeliling Desa Mertelu yang kenyataannya medan jalan sulit dijangkau kendaraan. Diantaranya bidang pertanian dengan pengembangan lumbung pangan lokal, gerakan makanan beragam dan bergizi pada industri kecil pembuatan tempe benguk dan makanan lain berbahan ketela menjadi isu pokok ketahanan pangan tersebut dikembangkan sampai ke desa-desa. Sekjen juga meluangkan waktu untuk menyaksikan pameran hasil industri kecil, peternakan baik kambing dan sapi.
Ditegaskan Bupati Gunungkidul Suharto SH, program aksi desa mandiri pangan diikuti pembentukan kelompok afinitas dari Rumah Tangga Miskin yang menjadi fokus pemberdayakan usaha ekonomi produktif.






Beli Batik Yuuukk


Ayo Pakai Batik Gunungkidul


Wakil Bupati Gunungkidul Hj Badingah Ssos tengah menunjukkan produk batik hasil pengrajin Gunungkidul yang dipamerkan di Gerai Dekranasda. Kegiatan ini serangkaian pembukaan Gerai Kerajinan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah Gunungkidul di Gedung Pemkab Gunungkidul, siang kemarin. (Harian Jogja//Endro Guntoro)

Kalangan PNS Belum Paham Program VCT




WONOSARI : Program Voluntary Conselling dan Test (VCT) yang terus digelar Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Gunungkidul di Gedung Pemkab Gunungkidul pagi kemarin menuai kekecewaan terhadap relawan terhadap kalangan PNS.
Kekecewaan relawan muncul saat program layanan VCT digelar sejak pagi menjadi pusat perhatian baik siswa pelajar sekolah, relawan PMI dan kalangan PNS yang hadir.
“Banyak PNS yang menganggap penyebaran HIV-AIDS ini disebabkan dari satu penyebab saja yakni hubugan seks saja. Stigma itu salah. Dan stigma itu yang memang tengah kita perangi melalui program VCT ini,” kata Issac Tri Oktaviani Direktur PKBI Gunungkidul kepada Harian Jogja, siang kemarin.
Kalangan PNS terdiri bari bapak-bapak yang mendatangi meja pendaftraan relawan PKBI tidak menyambut baik program VCT yang pendaftrannya saat itu depan ruang kerja Sekda Gunungkidul. Sikap PNS tersebut mengesankan test HIV-AIDS hanya sekedar mengkonotasikan bahwa test darah untuk mengetahui positif atau negatif virus HIV-AIDS yang memang mengancam masyarakat mengesankan peserta pernah ‘jajan’ atau serong dengan lain pasangan atau tidak.
“Ini mbak Dia sering gonta-ganti pasangan,” kata seorang PNS berkelakar dengan temannya. Melihat sikap tersebut, para relawan PKBI justru mengambil kesempatan untuk memberikan sosialisasikan program VTC kepada mereka. Namun hal itu justru mengundang kekecewaan karena PNS yangbersangkutan justru langsung kabur saat relawan berusaha memberi penjelasan.
Program VCT menurut Isac Tri sebuah program yang berdasar pada kondisi merebaknya HIV-AIDS yang sudah sampai menyerang lima warag Gunungkidul sebagaimana dalam penelitian Komisi Pemberantasa Aids (KPA) DIY. Program VCT tersebut merupakan konselling gratis dan test darah untuk mengetahui kondisi tubuh terjangkit HIV-AID atau tidak. “Secara prinsip, program VTC ini merupakan program yang mengedepankan hak asasi karena tidak ada paksaan pada klien untuk dilakukan test darah yang memeng hal itu menjadi priovacy seseorang,” kata Isaac.
Selain memberikan layanan konseling dan testing darah, program VTC juga sebagai media sosialisasi mengenal bahaya HIV-AIDS dan cara penularannya. “Kita terus kampanyekan bahwa stigma virus HIV-AIDS didapat pada prostitusi atau pelacuran, dan hubungan seks itu stigma yang salah,” tambah Novan relawan PKBI kepada Harian Jogja, keamrin.
Namun, menurut Issac, alat medis, jaru tusuk, bahkan alat cukur pun bisa jadi menjadi media penularan HIV-AIDS. Atas program ini, Buapti Gunungkidul Hj Badingah Ssos menyambut baik konsentrasi PKBi terhadap bahaya HIV-AIDS yang mengancam Gunungkidul.
Pada kesempatan tersebut, Pemkab menggelar aksi donor darah di lantai II Gedung Pemkab Gunungkidul. Dari aksi sosial ini terkumpul sekitar 200an kantong darah yang dinyatakan steril dan siap disalurkan bagi yang membutuhkan. Kalangan PNS, pelajar, dan pegawai swata rela berantri untuk menyumbangkan darahnya. Pantauan Harian Jogja terdapat dua siswa yang sempatmengalami pingsan usai mendonorkan darahnya dalam serangkaian kegiatan Hari Jadi Gunungkidul ke 177.